Jejak di Balik #BoikotTrans7: Benarkah Wanita Ini Pengisi Suara Xpose Uncensored?

oleh -1718 Dilihat
DIERA
Belum ada kepastian atau keterangan yang menyatakan bahwa Diera Larasati sebagai narator (VO) dalam tayangan konttroversial Xpose Uncensored Trans7. (Foto IG)

KabarBaik.co – Nama Diera Fajriah Larasati, belakangan viral di jagat maya. Ini setelah namanya diduga menjadi pengisi suara (VO) program Xpose Uncensored Trans7, yang memicu kecaman dan aksi meluas di Tanah Air.  Tayangan itu menuai kecaman karena dianggap menyinggung kiai, santri, dan pesantren.

Program yang disiarkan pada 13 Oktober 2025 tersebut menampilkan potongan video santri dan jamaah di lingkungan pesantren, termasuk adegan seorang kiai turun dari mobil. Dalam narasinya, santri disebut rela “ngesot” untuk menyalami kiai dan memberi amplop, sementara kiai digambarkan bisa hidup makmur dengan “menjual kata berkah”. Visual dalam gambar itu adalah KH Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri, yang juga Rais Syuriah PWNU Jatim.

Narasi itulah yang memantik gelombang kemarahan publik. Banyak kalangan menilai tayangan tersebut tidak berimbang dan memojokkan pesantren, lembaga pendidikan Islam besar yang dikenal sebagai salah satu pusat keilmuan ulama di Indonesia sejak ratusan tahun silam.

Tak butuh waktu lama, lini masa media sosial dipenuhi kritik keras. Para santri, alumni pesantren, dan masyarakat umum menilai Trans7 telah melewati batas etika penyiaran. Tagar #BoikotTrans7 bertengger di jajaran trending topic nasional, sementara potongan video program itu telah tersebar luas disertai komentar pedas.

Menanggapi kemarahan publik, Trans7 akhirnya mengeluarkan permintaan maaf resmi pada 14 Oktober 2025. Dalam surat tertanggal sehari sebelumnya, stasiun televisi itu mengakui adanya kelalaian dalam proses produksi dan berjanji akan lebih berhati-hati menyiarkan konten yang menyangkut lembaga keagamaan.

Beberapa hari kemudian, pernyataan maaf juga disampaikan dalam bentuk video, disertai keputusan untuk menghentikan kerja sama dengan rumah produksi (PH) yang terlibat dalam pembuatan Xpose Uncensored. Pihak manajemen Trans7 juga sudah mendatangi Ponpes Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.

Namun, badai gejolak sosial belum reda. Di tengah sorotan publik, muncul satu nama yang kemudian ramai dibicarakan, yaitu Diera Fajriah Larasati. Nama “Diera” tercantum di bagian akhir kredit program Xpose Uncensored, sehingga warganet menduga bahwa Diera adalah narator yang menyuarakan naskah bernada menghina dan kontroversial tersebut.

Dugaan semakin kuat setelah sejumlah akun media sosial menelusuri sosok Diera melalui video lama di TikTok dan YouTube. Dalam video yang beredar sejak 2021, seorang perempuan bernama Diera tampak membaca naskah dengan suara khas dan intonasi profesional.

Suara yang, menurut sebagian netizen, mirip dengan suara narator dalam tayangan Xpose Uncensored. Beberapa warganet bahkan mengaku mengenal suara serupa dari program lain seperti Selebrita Trans7.

Komentar pun bermunculan di berbagai platform: “Sekarang kamu dicari seluruh santri di Indonesia, Mbak.”, “Inikah pengisi suara narasi Trans7 yang lagi viral itu?”, “Trans7 dan Kak Diera harus klarifikasi.”

Seiring meningkatnya perhatian publik, akun Instagram dan TikTok @dieraflarasati dilaporkan berubah menjadi privat. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Diera, Trans7 maupun PH, yang mengonfirmasi atau membantah dugaan keterlibatan nama tersebut.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada bukti konkret yang menyatakan bahwa Diera Fajriah Larasati adalah pengisi suara program Xpose Uncensored. Semua klaim masih sebatas dugaan publik. Yang pasti, kasus ini menjadi pelajaran besar bagi industri penyiaran nasional bahwa dalam dunia media modern, satu suara bisa memicu badai yang mengguncang satu negeri.

Selain narator, beberapa pihak juga menyuarakan agar nama-nama pembuat naskah (script) dan koordinator liputan (korlip) tayangan Xposes Uncensored itu juga perlu dilacak. Sebab, narator hanya membacakan naskah yang dibuat oleh si pembuat naskah setelah dikoordinasikan dengan korlip.

”Seperti dalam perkara kriminal, motif tayangan itu sebetulnya apa? Apakah ada mens rea atau sekadar kelalaian? Latar belakang orang-orang itu sebetulnya siapa? Apakah dari kalangan pesantren ataukah tidak? Ini penting. Kalau dari kalangan pesantren atau tahu soal pesantren, pasti tayangan itu tidak akan muncul,” ungkap netizen dalam forum daring. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.