KabarBaik.co – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menyampaikan kabar duka. Seorang jemaah haji asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Naki Muhammad Tang Ladu, meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Haji Surabaya pada Sabtu.
Informasi ini disampaikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo. “Satu jemaah haji atas nama Naki Muhammad Tang Ladu dari Kloter 74 asal NTT meninggal dunia di RS Haji. Insya Allah almarhum husnul khotimah karena berada dalam perjalanan ibadah haji,” tutur Sugiyo.
Naki wafat akibat kanker paru-paru yang dideritanya. Menurut Sugiyo, almarhum sempat mengalami sesak napas pada Jumat malam ketika berada di dalam bus pemberangkatan ke bandara. Setelah diperiksa oleh tim medis, dokter memutuskan untuk membatalkan keberangkatan Naki ke Tanah Suci.
“Setelah diperiksa oleh dokter dan tenaga kesehatan, almarhum dinyatakan tidak dapat melanjutkan penerbangan dan diarahkan untuk menjalani perawatan lebih lanjut,” jelas Sugiyo.
Jenazah almarhum telah diurus oleh pihak keluarga dan akan dimakamkan di kampung halamannya di Sulawesi.
Dengan kepergian Naki, total jemaah haji Embarkasi Surabaya yang wafat hingga saat ini mencapai sembilan orang. Rinciannya, empat orang meninggal di RS Haji, satu orang di dalam pesawat, dan empat orang lainnya wafat di Arab Saudi.
Sugiyo, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Timur, menyampaikan bahwa Embarkasi Surabaya hingga kini telah memberangkatkan 77 kloter jemaah haji ke Tanah Suci.
“Alhamdulillah, hingga hari ke-24, Asrama Haji telah memberangkatkan 29.275 orang atau sekitar 79 persen dari total kuota,” ungkapnya.
Hari ini, Embarkasi Surabaya menerima kedatangan empat kloter baru, yaitu Kloter 78, 79, 80, dan 81. Proses pemberangkatan terus berjalan dengan lancar berkat koordinasi yang baik antara tim panitia dan para jemaah.
“Semoga seluruh jemaah yang diberangkatkan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dengan selamat dalam keadaan mabrur,” tutup Sugiyo. (*)
