KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro turun tangan menyikapi kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kecamatan Kedungadem usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG).
Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Nurul Azizah, bersama jajaran terkait meninjau langsung Puskesmas Kedungadem dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) penyedia MBG di Desa Sidorejo.
Menurut Nurul Azizah, kunjungan tersebut merupakan instruksi langsung dari Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, setelah menerima laporan dari masyarakat. “Hari ini di SMAN 1 Kedungadem diperiksa di UKS sebanyak 40 anak, di Puskesmas 22 anak, dan 61 anak tidak masuk sekolah. Memang diduga kasus ini akibat makanan MBG,” kata Nurul Azizah, Kamis (2/10).
Nurul menyatakan, SMAN Kedungadem telah menerima jatah MBG hingga hari ketiga. Gejala sakit perut mulai dirasakan para siswa sejak Rabu sore (1/10), bahkan berlanjut hingga malam. Sebagian siswa tetap memaksakan masuk sekolah, namun akhirnya diarahkan untuk menjalani pemeriksaan di UKS maupun puskesmas.
Guna memastikan penyebab pasti keracunan, Pemkab Bojonegoro masih menunggu hasil uji kandungan makanan MBG, termasuk komposisi menu yang dibagikan. Nurul menegaskan, Bupati Bojonegoro telah menginstruksikan penghentian distribusi MBG bila ditemukan masalah yang dapat membahayakan kesehatan siswa. “Rekomendasinya lebih baik SPPG ditutup,” tegasnya.
Sebelumnya, ratusan siswa SMAN Kedungadem mengalami mual, muntah, hingga sebagian dilarikan ke Puskesmas setelah menyantap MBG yang dibagikan pada Rabu (1/10) sekitar pukul 12.00 WIB.
Kepala Desa Trumbasanom, Juminto, menyebut kualitas makanan MBG yang dibagikan sudah tidak layak konsumsi. “Nasi kuning terasa lembek dan sedikit berlendir, tempe pahit dengan aroma tidak sedap, acar terlalu asam, dan ayam agak basi,” jelasnya.
Tak hanya siswa SMA, tujuh murid SDN Trumbasanom juga dilaporkan mengalami gejala serupa dan harus dirawat di Puskesmas pada Kamis (2/10) pagi tadi. (*)