KabarBaik.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu mengoptimalkan keberadaan pondok bersalin desa (polindes) untuk mendekatkan akses layanan kesehatan dasar kepada masyarakat. Langkah ini diambil sebagai respons atas kelebihan beban layanan di sejumlah puskesmas di Kota Batu.
Data Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat, lima puskesmas yang ada saat ini harus melayani jumlah penduduk yang melebihi kapasitas ideal. Puskesmas Batu tercatat melayani 51.566 jiwa, Puskesmas Bumiaji 64.230 jiwa, Puskesmas Sisir 47.378 jiwa, Puskesmas Beji 33.995 jiwa, dan Puskesmas Junrejo 22.428 jiwa.
Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2024, idealnya satu puskesmas hanya melayani maksimal 30 ribu jiwa. “Kondisi ini tidak ideal. Maka kami memilih langkah yang paling realistis, yaitu menguatkan fungsi polindes di seluruh desa dan kelurahan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Aditya Prasaja, Kamis (17/7).
Aditya menyatakan, untuk memenuhi rasio pelayanan yang ideal, Kota Batu seharusnya menambah sedikitnya empat unit puskesmas baru. Namun, rencana itu masih terkendala persoalan lahan. “Untuk satu unit puskesmas dibutuhkan lahan minimal 2.500 meter persegi. Saat ini belum ada lahan yang siap, sehingga penguatan polindes menjadi solusi paling memungkinkan,” imbuh Aditya.
Tak hanya lahan, Aditya menjelaskan bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi tantangan. Sebagian besar polindes di Kota Batu saat ini hanya dijaga oleh satu orang bidan. Padahal, polindes dapat difungsikan untuk berbagai layanan dasar seperti posyandu, senam ibu hamil, hingga konsultasi kesehatan ringan.
“Kami sedang menyusun skema optimalisasi SDM di polindes. Targetnya Agustus nanti sudah ada model pelayanan yang bisa langsung diterapkan,” ujarnya. Pemkot Batu berharap penguatan fungsi polindes ini dapat meminimalisasi ketergantungan warga terhadap puskesmas pusat dan memberikan layanan kesehatan yang lebih cepat, terjangkau, dan merata hingga ke tingkat desa. (*)






