LAMONGAN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan telah mengumumkan peningkatan signifikan pada Nilai Tukar Petani (NTP) untuk semester I tahun 2023, yang mencapai 113.21. Perbandingan ini menunjukkan kenaikan dibandingkan data tahun 2022 yang sebelumnya mencapai 107.39.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Lamongan, Moch Wahyudi mengatakan kenaikan NTP ini dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) lebih besar yakni 124.14 daripada indeks. Harga yang dibayar petani (lb) sebesar 109.68. Perhitungan NTP ini sendiri mencakup seluruh jenis komoditi pertanian diantaranya ialah subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Sementara itu angka NTP paling tinggi dialami oleh subsektor tanaman pangan sebesar 119.01.
“Indeks yang diterima petani mengalami kenaikan pada subsektor tanaman pangan. Adanya kenaikan terjadi pada gabah kering giling, gabah kering panen, gabah basah, dan jagung,” jelasnya.
Diterangkan kenaikan NTP pada subsektor tanaman pangan, khusunya beras juga dapat dilihat dari rata-rata harga beras pedagang eceran di Kabupaten Lamongan pada 18 Agustus 2023. Terpantau harga beras premium ialah Rp 15.529 per kilogram, beras medium seharga Rp 10.963, dan harga beras termurah Rp 9.850 per kilogram.
“Sedangkan harga tingkat produsen atau petani pada 18 Agustus 2023 beras premium per kilogramnya dijual dengan harga Rp 11.200, beras medium dijual dengan harga Rp 10.111, dan beras termurah dijual dengan harga Rp 8.020 per kilogram,” ujarnya.
Mengingat pertanian menjadi kegiatan mayoritas di Kabupaten Lamongan, maka Pemkab setempat akan terus melaksanakan kegiatan penyusunan NTP. Karena NTP merupakan media pemantauan perkembangan harga-harga produksi pertanian, dan barang-barang konsumsi pertanian di Kabupaten Lamongan.(yan/kb01)
