Karangan Bunga Selamat Datang di Neraka Dunia Hingga Rincian Uang Hiasi Halaman PN Surabaya

oleh -768 Dilihat
bunga
Sejumlah karangan bunga yang ada di depan PN Surabaya. (Yudha)

KabarBaik.co – Pengadilan Negeri (PN) Surabaya menjadi pusat perhatian pada Jumat (27/10), usai penangkapan tiga oknum hakim yang diduga menerima suap terkait vonis bebas Ronald Tannur, terdakwa kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian Dini Sera Afrianti.

Di depan gedung PN Surabaya, tujuh karangan bunga bertuliskan sindiran moral menghiasi area publik, menarik perhatian warga yang melintas.

Mulai dari tulisan “selamat datang pada neraka dunia”, lalu “Bebasnya Ronald Tannur bukan karena rahmat Tuhan tapi karena Lisa Rahmad” Hingga ada sebuah karangan bunga yang mencantumkan rincian uang yang diterima hakim tersebut.

Ketiga hakim yang diamankan adalah Erintuah Damanik, Mangapul, dan Heru Hanindyo. Ketiganya diduga menerima suap dan gratifikasi sebagai imbalan atas vonis bebas yang diberikan kepada Tannur.

Dugaan ini mencuat setelah muncul protes dari keluarga korban dan masyarakat yang mempertanyakan putusan tersebut. Kasus ini memicu keprihatinan publik terhadap integritas penegakan hukum di Indonesia.

Karangan bunga yang berjejer di depan gedung pengadilan menjadi cerminan kekecewaan publik. Tulisan pada karangan bunga itu menyuarakan kritik terhadap tiga hakim tersebut, dengan nada satir yang mempertanyakan keadilan di balik putusan bebas tersebut.

Kehadiran karangan bunga ini pun menjadi tontonan warga Surabaya yang melintas, dan beberapa di antaranya menyempatkan diri untuk membaca pesan-pesan yang tertulis.

Rizal, salah satu warga yang berhenti di lokasi, mengaku sudah mendengar rumor mengenai pengaruh keluarga terdakwa. “Ini anak dari seorang pejabat, mantan anggota DPR. Masyarakat sebenarnya paham, mungkin bukan keadilan yang bekerja di sini, tetapi ada suap,” ujarnya sambil menunjuk karangan bunga. Rizal berharap proses hukum berjalan adil tanpa adanya intervensi.

Selain Rizal, Ana, warga lainnya, juga mengaku lega mendengar penangkapan ini. Menurutnya, keberadaan karangan bunga adalah bentuk ekspresi dari masyarakat yang merasa putusan bebas terhadap Tannur tidak adil. “Sebagai masyarakat, bersyukur akhirnya kebenaran itu terungkap. Tulisan-tulisan di karangan bunga ini menggambarkan suara publik yang merasa ada kejanggalan,” tutur Ana.

Kabar mengenai penangkapan tiga hakim tersebut sudah beredar luas di berbagai media. PN Surabaya yang biasanya sepi kini tampak lebih ramai dengan adanya pengunjung yang datang untuk melihat langsung karangan bunga yang berjejer di halaman depan. Beberapa di antaranya memotret atau merekam suasana, yang kemudian tersebar di media sosial sebagai bentuk kritik kepada penegak hukum. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.