Kasus Bencana di Kota Malang Naik Jadi 490, BPBD Tegaskan Kesiapsiagaan Jadi Kunci

oleh -143 Dilihat
IMG 20251110 WA0018
Bencana banjir yang menerjang Kota Malang baru-baru ini. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Jumlah kejadian bencana alam di Kota Malang pada tahun ini mengalami peningkatan. Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat, hingga awal November telah terjadi 490 kasus bencana, naik dari 470 kejadian pada tahun sebelumnya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno, menegaskan bahwa bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir dan tanah longsor, disusul angin kencang yang merusak sejumlah fasilitas warga.

“Setiap tahun trennya meningkat seiring dengan semakin masifnya intensitas hujan. Tahun sebelumnya ada 470 kejadian bencana, dan per awal November 2025 ini naik menjadi 490 untuk kasus akumulatif mulai dari banjir, longsor, dan lain-lain,” ujar Prayitno, Senin (10/11).

Meski jumlahnya meningkat, Prayitno memastikan tingkat ancaman bencana di Kota Malang masih tergolong sedang, jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur yang memiliki risiko geologis lebih tinggi.

“Kota Malang ini ancamannya sedang. Tidak seperti daerah lain yang punya potensi gunung merapi, lahar, dan tsunami. Di sini yang dominan adalah cuaca ekstrem, banjir, dan longsor,” tegasnya.

Dalam rilis resmi BMKG Juanda periode 6–12 November 2025 disebutkan, hampir seluruh wilayah Jawa Timur telah memasuki musim hujan. BMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrem akan meningkat dalam sepekan ke depan, yang dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat.

Fenomena ini disebabkan oleh gangguan gelombang atmosfer Rossby dan Low Frequency yang melintasi wilayah Jawa Timur. Selain itu, pola belokan angin dan suhu muka laut yang hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pembentukan awan konvektif penyebab hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Menghadapi kondisi tersebut, BPBD Kota Malang terus memperkuat langkah mitigasi dengan menyebarkan informasi cuaca harian dari BMKG kepada pejabat hingga tingkat kelurahan. Informasi itu kemudian diteruskan ke kelompok kelurahan tangguh yang memiliki sekitar 30 anggota di tiap wilayah. “Harapannya, masyarakat bisa segera mengambil langkah antisipasi,” tutur Prayitno.

Selain penyebaran informasi, BPBD juga aktif melakukan pelatihan mitigasi bencana bagi masyarakat di kawasan rawan banjir. Hingga kini, sekitar 2.000 warga telah mendapat pelatihan, dan 1.000 orang tambahan dijadwalkan mengikuti pelatihan serupa.

“Pelatihan ini penting agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi. Dengan begitu, mereka bisa mengamankan diri dan asetnya,” jelasnya.

Prayitno menegaskan, edukasi mitigasi merupakan langkah utama untuk menekan risiko korban dan kerugian. Misalnya, saat ada peringatan puting beliung, warga diimbau memperkuat bangunan serta mengamankan dokumen dan barang berharga.

“Kalau masyarakat tidak tahu, aset-aset itu bisa hilang. Kelompok rentan juga bisa tidak terurus lebih dulu,” tegasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.