Kasus Keracunan MBG Meluas, Wali Murid di Bojonegoro Resah dan Mulai Melarang Anak Konsumsi

oleh -243 Dilihat
WhatsApp Image 2025 09 29 at 10.17.30
Dapur sehat SPPG di Taman Rajekwesi Kabupaten Bojonegoro. (Foto: Shohibul Umam)

KabarBaik.co – Kekhawatiran orang tua terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin meluas setelah kasus keracunan massal terus bertambah di sejumlah daerah. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat, hingga Kamis (25/9), terdapat 6.452 kasus keracunan MBG di Indonesia. Khusus di Kabupaten Bojonegoro, jumlah kasus mencapai 157.

Koordinator JPPI, Ubaid Matraji, menyebut lonjakan kasus tersebut sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir. “Korban semakin lama semakin bertambah banyak, bahkan angkanya meningkat tidak hanya ratusan tapi ribuan setiap harinya,” ujarnya.

Di Bojonegoro, peristiwa keracunan kembali terjadi. Pada Rabu (24/9), tujuh siswa SDN Semanding, Kecamatan Kota Bojonegoro, dilarikan ke UGD RSUD Sosodoro Djatikoesoemo setelah diduga keracunan makanan MBG. Kejadian ini membuat sejumlah wali murid semakin resah.

“Melihat video-video banyaknya pelajar yang keracunan MBG itu membuat saya khawatir anak saya bisa mengalami hal serupa,” ujar A, salah satu wali murid asal Bojonegoro yang enggan disebut namanya, Senin (29/9).

Ia mengaku meminta anaknya tetap menerima makanan MBG, namun tidak mengonsumsinya. “Nanti dikembalikan atau dikumpulkan lagi omprengnya,” tambahnya.

Keluhan senada juga disampaikan wali murid lain. Mereka menyebut anak-anaknya kerap mengeluh sakit perut dan pusing setelah menyantap makanan MBG, meski tidak sampai harus dibawa ke rumah sakit.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Anwar Murtadlo, belum memberikan tanggapan resmi terkait kasus keracunan tersebut maupun soal kebijakan jika siswa atau wali murid menolak MBG. Upaya konfirmasi melalui telepon dan pesan WhatsApp juga belum dijawab.

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, membenarkan adanya kasus lain di SMPN 2 Balen yang membuat 150 siswa terpaksa tidak masuk sekolah usai mengonsumsi makanan MBG. Ia meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memperketat pengawasan.

“Kalau ada korban jiwa, kepala SPPG juga ikut bertanggung jawab karena ikut serta. Karena itu, lakukan pengecekan sebelum makanan sampai ke penerima. Saya tidak ingin kejadian serupa terulang,” tegas Nurul. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Shohibul Umam
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.