Kediri Bangun Kedaulatan Pangan, Bupati Mas Dhito Jalin Rantai Pasok Pertanian Langsung ke Jakarta

oleh -368 Dilihat
c7f2a570 19a8 44ef bbfd 3fb06ea31dec scaled
Aktivitas panen padi di Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri di bawah kepemimpinan Hanindhito Himawan Pramana terus menunjukkan keseriusannya dalam membangun kedaulatan pangan. Lewat strategi memperkuat rantai pasok pertanian dari hulu ke hilir, bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini berhasil membuka akses pasar langsung bagi petani hingga ibu kota.

Salah satu tonggak pentingnya adalah kerja sama antara kelompok tani Purwoasri dan BUMD Pemprov DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya, yang memungkinkan komoditas gabah dan beras Kediri langsung terserap pasar besar dengan harga kompetitif.

“Kami membangun sistem contract farming agar harga gabah petani bisa stabil, bahkan naik. Tidak lagi tergantung tengkulak. Ini langkah kunci menuju ketahanan pangan berbasis daerah,” terang Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Sukadi, Selasa (24/6).

Efek dari kebijakan ini langsung dirasakan petani. Harga Gabah Kering Panen (GKP) yang semula stagnan, kini melonjak hingga Rp 7.100/kg. Petani tidak lagi cemas setelah panen, karena pasar sudah tersedia dan harga telah distandarisasi.

“Saya pribadi dan teman-teman petani sangat bersyukur. Sekarang panen tidak was-was. Harga bagus, dan hasil langsung terserap,” ujar Warsyid, petani Desa Woromarto.

Ia menambahkan, program ini membangkitkan kembali minat petani untuk menanam padi di musim kemarau. “Biasanya setelah panen kedua kita tanam jagung. Tapi sekarang, banyak yang pilih lanjut tanam padi lagi,” katanya.

Program ini tidak hanya menyasar peningkatan produksi, tetapi juga menjamin keberlanjutan kualitas. Lewat dukungan benih unggul, pendampingan teknis, serta jaminan pembelian oleh PT Food Station, petani diarahkan menuju sistem pertanian berbasis pasar.

Sukadi menyebut, pada tahap awal, bantuan benih sebanyak 500 kg diberikan untuk membangun lahan percontohan seluas 50 hektare. Hasil panen dari lahan ini akan menjadi tolok ukur keberhasilan sistem dan diduplikasi di kecamatan lainnya.

“Kalau kualitas panen meningkat dan stabil, tentu potensi ekspansi bisa lebih besar. Kita ingin membangun sistem pertanian yang efisien dan terintegrasi dari sawah hingga meja makan,” tegasnya.

Di balik kenaikan harga gabah, terdapat sinyal kuat bahwa pertanian bukan hanya urusan pangan, tapi juga pilar ekonomi daerah. Mas Dhito menyadari, ketahanan pangan tak akan pernah tercapai tanpa kemandirian petani.

“Bukan hanya petani yang diuntungkan. Dampaknya juga pada penggilingan, transportasi, bahkan tenaga kerja lokal. Pertanian adalah lokomotif ekonomi daerah,” tuturnya dalam forum pertanian belum lama ini.

Lewat model ini, Pemkab Kediri juga mendorong penggilingan lokal untuk ikut masuk dalam rantai pasok. Sehingga gabah bisa diproses di Kediri menjadi beras siap jual, baik kualitas premium maupun medium.

Transformasi sektor pertanian yang digagas Mas Dhito menjadi langkah nyata menuju swasembada pangan. Dengan menempatkan petani sebagai pelaku utama dalam ekosistem pangan dan memperkuat konektivitas antarwilayah, Kabupaten Kediri kini punya cetak biru pertanian yang berdaya saing.

“Kalau petani kuat, pangan aman. Kalau pangan aman, ekonomi stabil. Kediri sedang membuktikan itu bukan sekadar slogan, tapi kebijakan nyata,” tutup Sukadi.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.