Keikhlasan Hati di Tengah Musibah Musala Runtuh Al Khoziny

oleh -169 Dilihat
IMG 20251004 WA0058

KabarBaik.co-Di tengah duka mendalam atas musibah runtuhnya musala Pondok Pesantren (PP) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, kembali muncul kisah keikhlasan yang menyentuh hati. Dua keluarga santri yang wafat, alih-alih menerima santunan yang diberikan pihak pesantren, justru mengembalikannya untuk pembangunan musala yang baru dan kepentingan pendidikan pesantren.

Tindakan mulia tersebut menjadi simbol ketulusan, dukungan moral, dan ikatan batin yang kuat antara keluarga korban dan Pesantren Al-Khoziny. Santunan berupa uang tunai yang diserahkan Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Gus Mamad), kepada keluarga almarhum Moch. Agus Ubaidillah pada Jumat (3/10), ternyata langsung dikembalikan.

“Kami turut berbela sungkawa yang mendalam dan kami atas nama pesantren juga memohon maaf,” kata Gua Mamad, mendoakan almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah karena meninggal saat salat dan dalam posisi tholabul ilmi (menuntut ilmu).

Ustad Achmad Faiq, ayah dari almarhum Moch. Agus Ubaidillah, dengan lapang dada menerima santunan tersebut. Tapi, seketika itu memilih untuk mengembalikannya. “Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan musala pesantren dan lainnya,” ujar Ustad Faiq, seraya menegaskan bahwa pihak keluarga telah ikhlas menerima takdir Allah SWT.

Keikhlasan ini semakin terasa karena Ustad Faiq masih memiliki dua putra lain yang aktif menimba ilmu di Pesantren Al Khoziny, menunjukkan kepercayaan yang tak goyah terhadap lembaga pendidikan tersebut, meskipun telah ditimpa musibah.

Sebelumnya, ​peristiwa serupa terjadi pada Selasa (30/9). Abdul Fattah, kakak kandung dari almarhum Muhammad Sholeh bin Abdurrahman, 22, asal Belitung, juga mengembalikan santunan duka serta biaya kargo pemulangan jenazah yang telah diberikan pesantren.

​Dr HM Qoderi, anggota Satgas Musibah Pesantren Al Khoziny dari PWNU Jatim, menyoroti tindakan ini sebagai cerminan keikhlasan yang luar biasa. “Santunan yang dikembalikan menjadi simbol ketulusan, keikhlasan dan dukungan moral untuk pembangunan serta keberlangsungan kegiatan pendidikan di Pesantren Al Khoziny,” jelasnya.

Sementara itu, musibah runtuhnya musala pesantren putra Al Khoziny yang terjadi pada 29 September 2025 dilaporkan telah menelan 14 korban meninggal dunia hingga Sabtu (4/10) pagi, menurut laporan tim Basarnas. Selain itu, masih ada 51-an orang korban Dalam Pencarian (KDP), namun lebih dari 100 korban lainnya berhasil selamat dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

​Satgas Musibah Pesantren Al Khoziny dari PWNU Jatim terus bergerak cepat mengoordinasikan bantuan melalui empat posko utama, termasuk di Pesantren Al Khoziny, Bidokkes RS Bayangkara, PWNU Jatim, dan rumah duka. Posko di Surabaya dikoordinasikan oleh PCNU Kota Surabaya untuk urusan salat jenazah, pemakaman, dan tahlil selama tujuh hari. (“)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.