KabarBaik.co – Musim kemarau tahun ini membawa kebahagiaan bagi para petani garam di pesisir timur Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo. Panen garam berlangsung lebih lancar dengan hasil yang melimpah.
Mujiono, salah seorang petani garam setempat mengatakan sejak dua bulan terakhir dirinya bisa panen garam secara rutin setiap 10 hari sekali.
“Alhamdulillah kemarau ini membawa berkah. Sudah dua bulan saya panen per 10 hari sekali. Meski sempat turun hujan, tidak terlalu mengganggu produksi maupun panen,” ungkapnya pada KabarBaik.co, Minggu (14/9).
Ia menambahkan panen tahun ini jauh lebih menguntungkan dibanding tahun 2024. Saat itu, musim kemarau justru kerap diwarnai hujan sehingga hasil garam tidak maksimal meski harga jual tinggi.
“Tahun ini kualitas garam lebih bagus dan hasilnya juga berlimpah, karena jarang turun hujan. Nggak seperti tahun lalu,” katanya.
Dari satu petak lahan berukuran 15 x 25 meter, Mujiono mampu menghasilkan sekitar 14 ton garam setiap kali panen. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding produksi pada tahun lalu.
“Setiap panen bisa tembus 14 ton dari satu petak. Lahan saya ada 4,5 hektare lebih, dan yang beroperasi ada 14 petak,” jelasnya.
Harga jual garam hasil panen pun bervariasi. Tergantung kualitas, garam dijual mulai Rp 85 ribu hingga Rp 100 ribu per sak. Satu sak sendiri memiliki berat sekitar 48 kilogram.
Dengan kondisi tersebut, petani garam di Sedati dapat meraup keuntungan lebih besar. Hasil panen melimpah sekaligus harga jual yang relatif stabil membuat mereka optimistis menyambut musim kemarau panjang ini.
Mujiono berharap kondisi ini bisa berlangsung lebih lama. “Pinginnya kemarau ini panjang supaya bisa dapat cuan lebih banyak,” pungkasnya sambil tersenyum. (*)
