KabarBaik.co – Warga Dusun Pakupari, Desa Mojotengah, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik bersuka cita menggelar Karnaval Sedekah Bumi, Sabtu (12/10). Sedekah bumi kali ini berlangsung meriah dengan semarak pawai gunungan tumpeng dan sound horeg.
Kepala Desa (Kades) Mojotengah Suharsono juga tampak membaur dengan masyarakat. Bersama istri, Suharsono mengikuti Karnaval Sedekah Bumi dengan menaiki kereta kuda yang didesain seperti kereta kencana. Mereka lalu berkeliling kampung.
Karnaval Sedekah Bumi diikuti ratusan warga Dusun Pakupari. Ini merupakan agenda tahunan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Setiap RT membuat gunungan tumpeng yang berisi hasil bumi. Seperti kacang panjang, padi, ketela pohon, jagung, wortel, dan sayur-mayur lainnya.

Dusun Pakupari sendiri terdiri dari 1 Rukun Warga (RW) dan 3 Rukun Tetangga (RT). Tua muda, laki-laki dan perempuan semuanya larut dalam semarak Karnaval Sedekah Bumi. Tidak sedikit dari mereka yang mengenakan kostum kebudayaan dan pakaian adat daerah. Diiringi lantunan musik sound horeg, warga berkeliling kampung dengan suka cita. Guyub rukun.
Setelah berkeliling, warga kembali berkumpul di titik utama acara. Mereka disambut tabuhan gamelan dan penampilan kesenian langen tayub dari sejumlah sinden. Sedekah Bumi Dusun Pakusari ditutup dengan pagelaran ludruk di malam harinya.
Kades Mojotengah mengatakan, sedekah bumi merupakan agenda rutin setiap tahun di desanya. Masing-masing dusun menyelenggarakan secara swadaya. “Untuk Dusun Mojotengah dan Dusun Ngemplak sedekah buminya sudah digelar beberapa waktu lalu. Sekarang ini sedekah bumi Dusun Pakupari,” kata Suharsono.
Ia mengaku bersyukur dan bahagia karena tradisi leluhur ini masih terus lestari di wilayah Desa Mojotengah. Suharsono mengapresiasi seluruh warganya yang selalu antusias dalam sedekah bumi setiap tahun. Gambaran guyub rukun warga dan wujud rasa syukur atas hasil panen serta rezeki yang melimpah.
Seperti diketahui, sedekah bumi atau tegal desa merupakan tradisi turun-temurun yang masih lestari di Kabupaten Gresik, bahkan di banyak wilayah Indonesia. Selain ungkapan rasa syukur, momentum ini juga dipakai untuk doa bersama menolak bala dan segala marabahaya. Serta berharap hasil panen dan rezeki di tahun yang akan datang semakin melimpah, masyarakat semakin makmur sejahtera. (*)