Kendalikan Hama Tikus, Dispertan Banyuwangi Lepas 421 Burung Hantu

oleh -216 Dilihat
tikus bwi
Para petani saat akan mendirikan Rubuha

KabarBaik.co – Dinas Pertanian dan Pangan (Disepertan) Banyuwangi melepaskan 421 ekor burung hantu hasil budidaya para kelompok tani. Pelepasan burung hantu bernama latin, Tyto Alba ini bertujuan untuk pengendalian hama tikus.

Selain pelepasan, dinas juga turut memfasilitasi rumah burung hantu (rubuha) sebagai tempat transit hewan nocturnal tersebut.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan burung hantu adalah salah satu predator alami bagi hama tikus. Selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida, cara ini juga membantu pelestarian burung hantu yang ternyata sangat bermanfaat bagi petani.

“Burung hantu mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Hewan ini juga mampu terbang cepat, menyergap dengan cepat tanpa suara, serta memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter,” kata Ilham.

Seekor burung hantu mampu memakan tikus antara 2-4 ekor per hari dan dapat membunuh tikus lebih dari 10 ekor per hari.

“Dengan daya jelajah yang tinggi, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi sehingga sangat ekonomis,” paparnya.

Pemkab juga memberikan fasilitas rubuha di areal persawahan yang populasi tikusnya tinggi. Rubuha ini diharapkan menjadi lokasi transit dan tempat berkembang biak burung hantu, sehingga populasinya tetap terjaga sebagai penyeimbang ekosistem.

“Burung hantu akan datang dengan sendirinya ke lokasi-lokasi yang banyak tikusnya. Jadi kita tinggal pasang rubuha, nanti mereka akan menetap di lokasi tersebut,” urai Ilham.

Ilham menyebut, hingga akhir Mei 2025, Dinas Pertanian dan Pangan sudah memasang sebanyak 557 unit Rubuha di semua kecamatan sentra padi se-Banyuwangi. Diharapkan dengan pengembangbiakan burung hantu melalui pemasangan Rubuha ini, populasi burung hantu sebagai predator hama tikus semakin meningkat, ekosistem terjaga dan hama tikus dapat dikendalikan.

Program ini disambut antusias petani Banyuwangi. Salah satunya Agus Sakiru, petani asal Desa Singojuruh. Menurutnya, pemanfaatan burung hantu sangat efektif untuk pengendalian populasi tikus. Agus bersama kelompok taninya sudah mengembangbiakkan burung hantu sebagai predator alami di lahan persawahannya.

“Sebelum menerapkan sistem ini kami pernah gagal panen tiga kali. Tapi setelah memberdayakan Tyto Alba, kami bisa panen bagus sampai sekarang,” ujarnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.