KabarBaik.co – Ratusan warga yang pernah menjadi korban semburan lumpur panas Lapindo menggelar Salat Idul Adha di Masjid Nurul Azhar, Desa Jati Rejo, Potong, Senin (17/6). Selain untuk beribadah, momen ini juga sebagai ajang silaturahmi.
Meski dengan alas seadanya yakni terpal serta sajadah, namun tak mengurangi kekhusyukan mereka menunaikan Salat.
Ketua Yayasan Nurul Azhar, Muhammad Masrul sangat bersyukur atas momen ini, meski sudah menginjak angka ke-18 pasca semburan pertama lumpur panas, seluruh warga masih bisa salat Ied.
“Kami memanfaatkan momen ini dan di masjid yang terdampak lumpur untuk menjadi ajang silaturahmi,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Momen ini terasa lebih spesial lantaran tak sedikit korban lumpur lapindo ini tinggal terpisah jauh. Namun mereka masih tetap datang ke tempat ini.
“Korban lumpur yang ikut salat di sini dari Kelurahan Siring, Mindi, Gedang, dan Desa Jatirejo, Renokenongo serta warga Desa Ketapang dari Kecamatan Tanggulangin,” lanjutnya.
Khotib Salat Ied, Sahlan dalam pesannya mengatakan pentingnya untuk menjaga silaturahmi. Hal ini agar persatuan dan kesatuan Indonesia tak terpecah.
“Momen ini menjadi tepat untuk bertemu dengan kerabat, tetangga atau teman yang lama tidak saling berjumpa, sehingga sangat baik untuk mempererat hubungan antar sesama,” katanya.
Salah satu jamaah yang selalu hadir, Solihin, mengaku momen salat Ied ini dijadikan ajang silaturahmi dengan mantan tetangganya dulu. “Bisa ketemu dengan tetangga dahulu, momen yang sangat baik untuk silaturahmi,” katanya.
Untuk itu, setiap kali ada sholat bersama di tempat tersebut, ia selalu menyempatkan diri untuk hadir. Karena baginya itu menjadi kegiatan sakral dan penuh haru.
“Alhamdulillah, setiap tahun saya selalu ikut, baik salat idul adha maupun idul fitri,” tutupnya.(*)