SURABAYA – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, dicopot dari jabatannya.
Pemberhentian tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dalam pertemuan dengan para Ketua PCNU se-Jawa Timur di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (27/12/2023) malam.
Salah satu yang membenarkan kabar tersebut adalah Gus Salam, mantan Wakil Ketua PWNU Jatim. Ia mengatakan, pemberhentian KH Marzuki Mustamar berdasarkan hasil rapat harian Syuriah dan Tanfidziyah PBNU.
“Statemen Ketum PBNU tadi malam di hadapan PCNU se-Jatim,” kata Gus Salam saat dikonfirmasi awak media, Kamis (28/12/2023) siang.
Gus Salam mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan pencopotan KH Marzuki Mustamar. Namun, ia menduga hal tersebut berkaitan dengan sikap KH Marzuki Mustamar dalam beberapa waktu terakhir.
“Saya kira terkait dengan sikap beliau yang belakangan ini,” kata Gus Salam.
KH Marzuki Mustamar menjabat sebagai Ketua PWNU Jatim sejak 2018. Ia dikenal sebagai sosok yang kritis dan berani menyuarakan pendapatnya. Dalam beberapa kesempatan, ia pernah mengkritik pemerintah terkait sejumlah kebijakan.
Selain itu, KH Marzuki Mustamar juga dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar di kalangan nahdliyin di Jawa Timur. Ia juga memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari jabatan Ketua PWNU Jatim ini menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang mempertanyakan alasan pencopotan tersebut.
Alasan Pencopotan
Dalam pertemuan dengan para Ketua PCNU se-Jawa Timur, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pemberhentian KH Marzuki Mustamar dilakukan karena alasan politik.
“Ada beberapa pertimbangan, salah satunya adalah politik,” kata KH Yahya Cholil Staquf.
KH Yahya Cholil Staquf tidak menjelaskan secara rinci alasan politik yang dimaksud. Namun, ia mengisyaratkan bahwa pemberhentian KH Marzuki Mustamar berkaitan dengan Pilpres 2024.
“Ada beberapa hal yang perlu kita antisipasi,” kata KH Yahya Cholil Staquf.
KH Yahya Cholil Staquf meminta agar para Ketua PCNU se-Jawa Timur mendukung keputusan PBNU tersebut. Ia juga meminta agar para nahdliyin di Jawa Timur tetap bersatu.(ub/kb04)