Kiai Masbuhin Faqih: Sosok Ulama Kharismatik Pendiri Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin

oleh -1393 Dilihat
KH Masbuhin Faqih

GRESIK – KH. Masbuhin Faqih adalah salah satu ulama kharismatik di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Kiai sepuh ini oleh masyarakat Gresik dikenal dengan nama Kiai Buhin. Lahir di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, pada 31 Desember 1947 atau 18 Shafar 1367 H.

Beliau merupakan putra pertama dari lima bersaudara, dari pasangan KH Abdullah Faqih dan Nyai Hj Tswaibah. Jika dirunut lebih jauh, silsilah Kiai Masbuhin akan sampai ke Sunan Giri.

Pendidikan dan Keilmuan

Sejak kecil, Kiai Buhin sudah menunjukkan ketertarikannya pada ilmu agama. Beliau menempuh pendidikan formal di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di sana, beliau belajar berbagai disiplin ilmu agama, mulai dari Al-Qur’an, hadis, fikih, tauhid, hingga tasawuf.

Setelah lulus dari Pondok Pesantren Gontor, Kiai Masbuhin melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Di sana, beliau berguru kepada sejumlah ulama besar, di antaranya KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Abdul Karim Mahfudz, dan KH. Abdul Mu’thi.

Baca juga:  Rekrutmen Polri, Kapolres Gresik: Lulusan Pondok Pesantren Diprioritaskan

Kelak sistem kedua pesantren ini diduplikasi dan diterapkan di Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin; yakni mengajarkan ilmu-ilmu agama seperti Langitan dan mewajibkan santrinya berbahasa Arab dan Inggris seperti Gontor. Dari sana pula Mambaus Sholihin dikenal dengan istilah pondok ‘salafi-modern’.

Kiai Buhin dikenal sebagai sosok yang cerdas, ulet, dan tekun dalam belajar. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang tawadhu dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama.

Kiprah dan Kontribusi

Pada tahun 1967, Kiai Buhin menggantikan ayahnya, KH. Abdullah Faqih, sebagai pengasuh Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin. Di bawah kepemimpinan Kiai Masbuhin, Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin mengalami perkembangan yang pesat.

Baca juga:  Songsong Pemilu 2024, Puluhan Caleg PPP Gresik Minta Restu KH Masbuhin Faqih

Kiai Buhin memfokuskan pengembangan Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin pada tiga aspek, yaitu:

Aspek pendidikan
Kiai Buhin mengembangkan pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’us Sholihin dengan menambah jenjang pendidikan formal, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aliyah. Selain itu, beliau juga mengembangkan pendidikan non-formal, seperti pengajian kitab kuning, kajian keilmuan, dan pelatihan keterampilan.

Ponpes Mamba’us Sholihin kini memiliki ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia. Pondok pesantren ini juga telah mendirikan sejumlah lembaga pendidikan, seperti Universitas Kiai Abdullah Faqih (UNKAFA), Madrasah Aliyah Mamba’us Sholihin, dan Madrasah Diniyah Mamba’us Sholihin.

Aspek dakwah
Kiai Buhin aktif berdakwah di berbagai wilayah di Indonesia. Beliau juga aktif memberikan ceramah dan pengajian di berbagai media massa. Dakwah Kiai Masbuhin mengedepankan akhlakul karimah dan toleransi.

Baca juga:  Minta Doa Jelang Pemilu 2024, Kapolres Gresik Sambang Pondok Pesantren

Aspek sosial
Kiai Buhin juga aktif berkontribusi di bidang sosial. Beliau mendirikan sejumlah lembaga sosial, seperti Yayasan Mamba’us Sholihin, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZIS), dan Lembaga Pendidikan dan Dakwah (LPD).

Lembaga-lembaga sosial tersebut telah memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, dan bantuan sosial lainnya.

Penghargaan dan Pengakuan

Kiai Buhin telah menerima sejumlah penghargaan dan pengakuan atas kiprah dan kontribusinya, di antaranya:

Penghargaan Satyalancana Karya Satya Kelas I dari Presiden Republik Indonesia

Penghargaan Tokoh Inspiratif Jawa Timur

Penghargaan Ulama Kharismatik Indonesia.(bed/kb04)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.