KabarBaik.co – Kecintaan terhadap dunia seni yang terus diasah sejak dini mengantarkan Mochamad Rafli Wisnu Triwijaya, pemuda asal Blitar, meraih berbagai pencapaian hingga level nasional. Rafli, yang kini berusia 21 tahun, aktif menekuni seni tari dan tarik suara sebagai bentuk ekspresi dirinya.
Bakat seni dalam dirinya tidak hadir begitu saja. Darah seni memang mengalir kuat dalam keluarganya, membuat Rafli sudah terbiasa dengan dunia seni sejak masa kecil.
“Sejak TK saya sudah tertarik dengan seni, awalnya lebih suka nembang. Kegiatan ini bahkan membawa saya ikut lomba sampai luar kota. Tapi sejak SMP, saya mulai serius belajar tari tradisional karena memang sudah ikut sanggar sejak kecil,” ungkap Rafli, Senin (18/8).
Perpaduan antara suara merdu, keluwesan gerakan, dan penghayatan mendalam menjadi kekuatan utama dalam setiap penampilan Rafli. Dari panggung ke panggung, ia menunjukkan bahwa seni bisa menjadi sarana menyampaikan pesan bermakna. Salah satunya adalah saat tampil di Peringatan Seni Tari ke-13 tahun 2019 yang diselenggarakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
“Menari bagi saya bukan hanya hobi, tapi bagian dari hidup. Lewat seni tari, saya bisa memperkenalkan budaya daerah sekaligus meraih berbagai penghargaan, bahkan dipercaya untuk mengajar di salah satu sanggar,” ujar pemuda asal Sananwetan tersebut.
Meski telah banyak menyabet penghargaan, Rafli tak berhenti berkarya. Ia semakin giat melestarikan budaya lewat berbagai platform, termasuk ketika mengikuti ajang Duta Wisata Gus dan Jeng Kabupaten Blitar. Dalam ajang tersebut, Rafli memperkenalkan program “Ngrabuk Beksa” sebagai bentuk upaya memperkenalkan seni tari tradisional, khususnya dari Blitar, kepada masyarakat luas.
“Saya ikut Duta Wisata bukan hanya ingin berkompetisi, tapi juga ingin menyuarakan pentingnya pelestarian tarian tradisional. Saat tes minat bakat, saya membawakan tarian hasil karya saya sendiri,” terang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ini.
Salah satu karya yang paling berkesan adalah tari “Siogo Senatriyo” sebuah tarian yang mengusung pesan kesetaraan gender. Terinspirasi dari tokoh wayang Arjuna dan Dewi Srikandi, tarian ini menyampaikan bahwa tak ada batasan peran antara laki-laki dan perempuan.
Berkat dedikasi dan kreativitasnya, Rafli pun dinobatkan sebagai Duta Wisata Gus dan Jeng Berbakat 2025 sebuah bukti bahwa seni bisa menjadi jembatan antara budaya, pesan sosial, dan prestasi.(*)