Kisah Warga Pakel Penerima Taliasih, Semangat Bertahan di Tengah Cobaan

Reporter: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra
oleh -38 Dilihat
Sejumlah tanaman milik warga penerima tali asih ditebangi orang misterius.

KabarBaik.co – Mathorah, seorang lelaki tua berusia 81 tahun dari Desa Pakel tampak sederhana dengan baju batik hijau lusuh dan peci hitam.

Penampilannya menunjukkan kesederhanaan dan keteguhan hati.

Dengan langkah tertatih dan sendal selop yang usang, Mathorah menjawab sapaan orang-orang dengan suara lirih dan mata redup.

Pada siang yang cerah itu, Mathorah datang ke Kantor Desa Pakel untuk menerima dana tali asih dari PT. Perkebunan Bumisari Maju Sukses.

Ketika namanya dipanggil, ia berusaha keras berdiri dan menaiki empat anak tangga meski tubuhnya sudah renta.

Meski usianya telah lanjut, semangatnya untuk menjaga keluarganya, terutama istri tercintanya Sumanis, 70 tahun, tidak pernah padam.

Kehidupan Mathorah bergantung pada hasil panen pohon manggis, durian, dan kopi. Tanaman-tanaman inilah yang telah menyekolahkan anak dan cucunya.

Baca juga:  Warga Lateng Banyuwangi Geger, Jasad Pria Paruh Baya Ditemukan Tergeletak di Trotoar

Setiap panen, satu batang pohon manggis dapat menghasilkan Rp 7 juta hingga Rp 8 juta, sementara pohon kopi memberi pendapatan sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Dengan panen yang bergiliran, Mathorah dapat mengatur pendapatan dan biaya hidup keluarga.

Namun, di tengah kebahagiaan menerima dana tali asih, ada kesedihan mendalam di mata Mathorah. Kebun yang menjadi sumber penghidupannya telah dirusak orang tak dikenal.

Tujuh pohon manggis, empat pohon kopi, dan satu pohon durian miliknya ditebang paksa, membuatnya kehilangan sumber pendapatan utama.

“Terimakasih, alhamdulillah dapat ini. Yang kemarin-kemarin saya gak ambil, sekarang baru ambil karena pohon saya habis ditebangi orang, jadi tidak punya penghasilan lagi ini, dengkulnya sakit, sudah tidak bisa kerja,” ujar Mathorah dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga:  Polisi Musnahkan Ribuan Miras dan Ratusan Knalpot Brong Hasil Operasi Pekat di Banyuwangi

Peristiwa penebangan itu terjadi setelah istri Mathorah menerima dana tali asih. Mathorah awalnya tidak tahu tentang dana tersebut dan menduga bahwa warga usia lanjut sepertinya tidak mendapatkan bagian. Namun, setelah pohon-pohonnya ditebang, ia merasa menjadi korban ketidakpuasan orang tak dikenal.

Sumairah, 85 tahun, seorang warga lain, juga mengalami nasib serupa. Empat belas pohon manggis, tiga pohon cengkeh, dan satu pohon durian miliknya ditebang tak lama setelah ia menerima dana tali asih. Kehilangan pohon-pohon tersebut berarti kehilangan puluhan juta rupiah setiap tahunnya.

“Sudah tua, tapi kalau sampai ketemu pelakunya itu saya bacok juga dia biar tahu bagaimana rasanya disakiti seperti ini,” ujar Sumairah dengan nada bergetar.

Nur Aini, 54 tahun, warga Dusun Pakel Krajan, juga kehilangan 21 pohon miliknya. Setelah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Banyuwangi, Nur Aini berharap kehidupan yang damai dan tenteram dapat terwujud di desanya.

Baca juga:  Ini Deretan Pemenang Turnamen Badminton Polresta Banyuwangi

Program dana tali asih yang digagas oleh Kapolresta Banyuwangi Kombes Nanang Haryono sejak awal Mei 2024 diharapkan bisa membawa secercah asa damai bagi warga Pakel. Sebanyak 650 warga telah menerima dana tali asih sebesar Rp. 3 juta dan menggunakannya untuk kebutuhan produktif, termasuk membayar utang. Program ini akan terus bergulir dan diharapkan dapat membantu seluruh warga Desa Pakel.

Meskipun diterpa berbagai cobaan, semangat warga Desa Pakel untuk hidup damai dan tenteram tetap kuat. Mereka berharap agar kehidupan yang lebih baik dapat segera terwujud di desa mereka.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.