Konbes NU di Jogja, Mantan Menag Berharap Jadi Forum Klarifikasi PBNU

oleh -344 Dilihat
Bendera Nahdlatul Ulama (NU)

KabarBaik.co- 31 Januari 1926 merupakan hari bersejarah bagi Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, menjadi hari lahir Ormas Islam terbesar tersebut. Serangkaian kegiatan memperingati Harlah itu telah diagendakan PBNU. Salah satu di antaranya Konferensi Besar (Konbes) bertempat di Hotel Melia Purosani, Jogjakarta, Selasa (30/1).

Konbes adalah pertemuan besar di bawah Muktamar NU. Forum ini untuk membahas pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, mengkaji perkembangan program, memutuskan Peraturan Organisasi, serta menerbitkan rekomendasi. Biasanya, Konbes NU ini dikerucutkan ke tiga komisi. Yakni, Komisi Program, Organisasi, dan Rekomendasi.

Momentum Konbes NU kali ini terbilang menarik. Pasalnya, digelar hanya dua pekan sebelum pesta demokrasi terbesar bangsa, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Beberapa waktu sebelumnya, telah mengemuka kritikan ke para pengurus PBNU terkait indikasi keberpihakan kepada salah satu pasangan calon presiden-Wapres.

Sorotan itu antara lain muncul dari Prof Nadirsyah Hosen. Dalam laman X (Twitter), mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Australia dan Selandia Baru itu menyebut bahwa Koran Tempo sudah mengulas tuntas dengan bukti dan narasumber yang menghadiri pengarahan Rais Am dan Ketua Umum PBNU soal dukungan kepada salah satu pasangan calon (paslon).

Baca juga:  Pengamanan Pemilu 2024, Polres Gresik Perkuat Sinergi dengan Tokoh Agama

‘’Ini tentu meresahkan karena melanggar Khittah 1926,’’ ungkap guru besar pengarang buku “Human Rights, Politics and Corruption in Indonesia: A Critical Reflection on the Post Soeharto Era’’ itu.

Jika itu sebuah fakta, lanjut dia, kita dilarang mengingkarinya dengan dusta. Apalagi sebagai pemimpin umat tidak boleh melakukan kebohongan publik. ‘’Mari yuk kita jaga marwah NU agar tidak masuk ke wilayah politik kekuasaan. Jangan sampai retorika netral hanya di mulut tapi berbeda kenyataannya di lapangan. Mari saling ingat mengingatkan dengan penuh adab dan cinta,’’ tulisnya pada 22 Januari 2024.

Baca juga:  Deklarasi AMIN Sukses Dongkrak Elektabilitas, Anies: InsyaAllah Kami Optimis

Dalam lanjutan cuitannya, Prof Nadir menyampaikan kenapa pihaknya perlu mengangkat isu netralitas. Ini karena NU memainkan peranan penting sebagai perekat bangsa. ’’Jadi, kalau misalnya ada kekisruhan di Pilpres, maka kepada siapa lagi kita berharap agar bangsa ini tidak pecah,’’ paparnya.

Karena itu, dia berharap kepada Rais Am sebagai shohibul maqam (pemilik maqam) yang bisa menaungi bangsa ini, yang bisa berdiri di atas semua golongan. ‘’Di sinilah letak pentingnya netralitas itu,’’ tegas peraih gelar PhD dalam bidang hukum Islam di National University of Singapore itu.

Sementara itu, mantan Menteri Agama (Menag) Lukman H. Saifuddin menyatakan, pihaknya berharap Konbes NU di Jogjakarta menjadi forum klarifikasi PBNU. Di tengah isu marak dukungan PBNU ke capres-cawapres, PBNU perlu tegas dan berkomitmen pada Khittah NU.

‘’Di forum resmi itulah hendaknya PBNU nyatakan sikap netralnya, tak memihak dan tak mendukung capres-cawapres manapun,’’ cuit mantan ketua Badan Pengurus Lakpesdam NU di laman X, Minggu (28/1)

Baca juga:  Peneliti Curiga Hasil Survei Jadi Alat Kampanye Pemilu 2024

Selain Konbes, Peringatan Harlah NU juga digelar istigatsah di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Pandanaran, Bantul, Jogjakarta. Selanjutnya, Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Ponpes Al Munawwir, Krapyak, Jogjakarta, Senin (29/1/2024). Puncak acara di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogjakarta pada Rabu (31/1), yang juga bertepatan dengan Harlah ke-98 NU menurut kalender Masehi.

Informasinya, acara ini rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab Sheikh Suhail Mohammed Al Mazroei, Sultan Hamengkubuwono X, duta besar dari beberapa negara, serta tamu-tamu kehormatan lainnnya. (*/kb01)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.