KabarBaik.co- Setiap tahun, bangsa Indonesia mengenang jasa para tokoh yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi perjuangan, kemerdekaan, dan pembangunan negeri. Melalui proses seleksi yang ketat dan berlapis, pemerintah bersama Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan menelaah sejumlah nama yang diusulkan dari berbagai daerah, lembaga, serta organisasi masyarakat untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2025.
Daftar usulan tahun 2025 ini mencerminkan keragaman peran dan latar belakang para tokoh yang telah berjasa di berbagai bidang. Mulai dari pejuang kemerdekaan, ulama, intelektual, hingga pemimpin nasional. Nama-nama seperti Marsinah, simbol perjuangan buruh dan keadilan; KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), presiden ke-4 RI yang dikenal sebagai pejuang pluralisme dan demokrasi, serta Syaikhona KH Muhammad Kholil, guru para ulama besar Nusantara menunjukkan bagaimana semangat pengabdian bangsa terwujud dalam berbagai bentuk.
Selain itu, muncul pula tokoh-tokoh yang berperan penting di masa perjuangan kemerdekaan dan pembangunan. Sebut saja, ada nama Jenderal TNI (Purn.) M. Jusuf, Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja, H. Ali Sastroamidjojo, dan dr Kariadi, yang kontribusinya telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah nasional.
Namun, di antara nama-nama tersebut, terdapat pula usulan yang memicu perdebatan luas di tengah masyarakat. Salah satunya adalah Presiden ke-2 Soeharto. Bagi sebagian kalangan, Soeharto dikenang sebagai tokoh yang berhasil menata stabilitas nasional dan membawa pembangunan ekonomi yang signifikan selama Orde Baru.
Sementara itu, bagi pihak lain, masa pemerintahan Orde Baru juga dikaitkan dengan ”wajah kelabu”. Mulai dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM) hingga pembatasan kebebasan politik. Perdebatan ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap sejarah sering kali berlapis dan kompleks, menuntut kebijaksanaan serta keberanian moral dalam menentukan sikap.
Selain Soeharto, terdapat pula tokoh-tokoh penting seperti H.B. Jassin, Sultan Muhammad Salahuddin, Demmatande, Prof Dr Aloei Saboe, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, dan Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, yang mewakili perjuangan dari berbagai daerah di Nusantara. Dari Sulawesi hingga Sumatera, dari Bali hingga Jawa.
Gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar penghormatan, melainkan pengakuan atas pengorbanan, dedikasi, dan keteladanan nilai-nilai. Melalui proses seleksi dan kajian yang mendalam, masyarakat berharap agar para tokoh yang terpilih benar-benar mencerminkan jiwa kepahlawanan sejati, mereka yang bekerja bukan untuk nama, melainkan untuk Indonesia.
Berikut Sejumla Nama Usulan Pahlawan Nasional 2025:
- Marsinah
- Soeharto
- KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
- Syaikhona KH Muhammad Cholil
- KH Bisri Syansuri
- KH Muhammad Yusuf Hasyim
- Jenderal TNI (Purn.) M. Jusuf
- Jenderal TNI (Purn.) Ali Sadikin
- H.M. Sanusi
- H.B Jassin
- Sultan Muhammad Salahuddin
- Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja
- H. Ali Sastroamidjojo
- dr. Kariadi
- R.M. Bambang Soeprapto Dipokoesomo
- Basoeki Probowinoto
- Mochamad Moeffreni Moe’min
- KH Sholeh Iskandar
- Syekh Sulaiman Ar-Rasuli
- Zainal Abidin Syah
- Gerrit Agustinus Siwabessy
- Chatib Sulaiman
- Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri
- Demmatande
- KH. Abbas Abdul Jamil
- Hajjah Rahmah El Yunusiyyah
- Abdoel Moethalib Sangadji
- Letnan Kolonel (Anumerta) Charles Choesj Taulu
- Mr. Gele Harun
- Letkol Moch. Sroedji
- Prof. Dr. Aloei Saboe
- Letjen TNI (Purn) Bambang Sugeng
- Mahmud Marzuki
- Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar
- Drs. Franciscus Xaverius Seda
- Andi Makkasau Parenrengi Lawawo
- Tuan Rondahaim Saragih
- Marsekal TNI (Purn) R. Suryadi Suryadarma
- K.H. Wasyid
- Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati
Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan daftar nama-nama itu tersebut diberikan ke Presiden oleh Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. Nama-nama yang diusulkan terdiri atas 40 usulan baru serta 9 dari usulan sebelumnya yang belum ditetapkan oleh Presiden.
Dia mengatakan pengumuman 49 nama yang akan diberi gelar pahlawan ini nanti disampaikan langsung oleh Presiden. Gus Ipul pun meminta publik bersabar. “Nanti akan kita dengarkan pengumuman yang insya Allah akan kita ketahui secara bersama-sama. Yang penting prosesnya sudah dilewati, siapapun yang diputuskan, nanti itu sudah tentu memenuhi syarat,” katanya di Jakarta, Sabtu (8/11).
Sejumlah pihak, belakangan memberikan warning kepada Mensos Gus Ipul untuk berhati-hati dalam penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut. Namanya, akan ikut dikenang sepanjang sejarah bangsa. (*)








