KabarBaik.co – Koperasi Merah Putih (KMP) terus menunjukkan geliat positif dalam memperkuat ekonomi masyarakat di Surabaya. Salah satunya KMP Kelurahan Semolowaru yang menggelar bazar pada 17–18 Agustus 2025, bertepatan dengan momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Bazar yang diadakan bekerja sama dengan BNI itu disambut antusias warga karena menawarkan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari pasaran. Ketua KMP Semolowaru, Totok Buhari, menyebut koperasi mereka mampu mencatat omzet hingga Rp 200 juta dalam sekali kegiatan.
“Permintaan barang cukup besar, tapi dana belum turun. Kebutuhan untuk gula dan LPG saja nilainya besar. Kami berharap pemerintah segera memberikan kepastian, supaya koperasi ini bisa berkembang,” ujar Totok, Minggu (17/8).
Meski masih menghadapi tantangan permodalan, Totok optimistis koperasi akan terus mendapat dukungan dari warga. Animo masyarakat yang tinggi menjadi modal utama untuk menjaga keberlangsungan koperasi di tingkat kelurahan.
Koperasi Merah Putih rencananya akan diluncurkan serentak pada September 2025 di Surabaya. Deputi Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, Panel Barus, saat meninjau persiapan di Koperasi Pasar Tambakrejo, Simokerto, menyebut koperasi ini akan menyediakan 19 komoditas kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, telur, daging, dan ikan.
Sebanyak 153 gerai sembako akan tersebar di seluruh kelurahan Surabaya, menjadikan kota ini sebagai pionir model koperasi perkotaan di Indonesia. “Menteri Koperasi dijadwalkan meresmikan langsung pada September nanti. Koperasi ini juga akan melibatkan perguruan tinggi untuk pendampingan dan pelatihan SDM,” kata Panel.
Selain meninjau persiapan, Panel juga menghadiri rapat koordinasi bersama OJK, Forum Rektor Indonesia, dan Majelis Tinggi Negeri Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk membahas peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Surabaya, Febrina Kusumawati menjelaskan, Koperasi Merah Putih dirancang berbeda dengan koperasi desa. Fokusnya adalah koperasi konsumen di perkotaan yang berperan strategis sebagai instrumen pengendalian inflasi.
“Sebanyak 153 koperasi primer akan menjadi ujung tombak pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pemerintah kota juga menyiapkan Distribution Center untuk mengatur pasokan barang, termasuk beras dari wilayah sekitar. Semua konsep sudah siap, termasuk dukungan aplikasi. Kami berharap Surabaya bisa menjadi model koperasi perkotaan yang menginspirasi 97 kota lain di Indonesia,” terang Febrina.
Dengan sistem yang terintegrasi, Koperasi Merah Putih diharapkan bukan hanya menjadi penyedia kebutuhan pokok murah bagi warga, tetapi juga memperkuat posisi tawar produsen lokal melalui mekanisme keanggotaan koperasi. (*)