KabarBaik.co – Pudak Galeri, bangunan yang semestinya menjadi ikon wisata kuliner khas Gresik dan UMKM, kini hanya menyisakan jejak sunyi dan debu. Kondisinya nyaris kosong melompong tanpa aktivitas perdagangan.
Hanya ada satu stan penjual sosis goreng di lantai satu. Di lantai atas, pemandangan lebih menyedihkan, sampah berserakan, debu menumpuk, seolah waktu berhenti di sana.
Bangunan yang berada di jalur strategis kawasan kota ini rupanya gagal menarik perhatian. “Tampak seperti bangunan biasa. Kalau melintas, ya nggak tahu kalau ini tempat Pudak,” ujar Yadi, petugas UPT Destinasi Wisata Terpadu Gresik yang berjaga di salah satu pos kawasan tersebut, saat ditemui, Rabu (9/4).
Menurut Yadi, Pudak Galeri ini sudah lama tidak ada penjual pudaknya. Penjual-penjual pudak kini memilih berjualan di pasar. “Kalau di pasar ramai penjualnya. Tapi di sini tidak ada. Sudah lama kosong,” tambahnya.
Kondisi fisik bangunan turut memperkuat kesan mati. Hanya satu stan penjual jajanan yang masih berdiri—tanpa penjaga, tanpa pembeli. Salah satu warga yang sedang beristirahat di sekitar lokasi menyebut, “Ini memang pemandangan sehari-hari. Namanya saja yang Pudak,” tandasnya.
Tak ada aktivitas jual-beli, tak ada aroma manis khas kue legendaris Gresik itu. Yang tersisa hanyalah simbol dan ironi: gedung bernama pudak tapi tanpa pudak.
Sementara itu, geliat penjual pudak tetap hidup—tapi bukan di galeri yang dibangun untuk mereka. Pasar tradisional menjadi ruang yang lebih ramah dan menjanjikan bagi pedagang.(*)






