Lahan Padi dan Jagung di Kota Blitar Terancam OPT

oleh -8062 Dilihat
588bc0bb 6bd8 45f6 bc8e a9905d6f63d0
Petani menunjukkan tanaman yang terserang OPT. (Foto: Calvin Budi Tandoyo)

KabarBaikco – Perubahan iklim belakangan ini memicu merebaknya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada sejumlah lahan pertanian di Kota Blitar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar Dewi Masitoh, mengatakan OPT dapat berupa hewan maupun tumbuhan yang menghambat bahkan mematikan tanaman pangan milik petani.

“Berdasarkan jenisnya, serangan OPT dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hama, penyakit tanaman, dan gulma,” ujarnya, Selasa (12/8).

Di Kota Blitar, beberapa kecamatan telah terdeteksi mengalami serangan OPT. Di Kecamatan Sananwetan, misalnya, ulat grayak menyerang tanaman jagung, sementara wereng dan tikus menyerang padi dan jagung.

“Luas lahan yang terdampak di wilayah Sananwetan ini tercatat 0,43 hektare. Sementara di Kecamatan Kepanjenkidul mencapai 0,84 hektare, dan di Sukorejo 0,74 hektare,” kata Dewi, Selasa (12/8).

Dewi mengimbau para petani menggunakan pestisida yang ramah lingkungan, dikarenakan konsep pertanian di kota Blitar sendiri secara organik. Jadi, membutuhkan pestisida yang alami juga contohnya pestisida nabati.

“Konsep pertanian kita adalah organik, jadi teknis dan pestisidanya harus berbasis organik, yang biasa disebut pestisida nabati,” tuturnya.

Pestisida nabati memiliki tiga sifat, yakni menolak, menarik, dan mengurangi serangan OPT.  Selain itu, petani juga dapat menerapkan teknik kultur teknis dan memanfaatkan predator alami hama.

“Dengan begitu, masyarakat punya beberapa teknik sendiri yang bisa digunakan untuk mengurangi dampak hama maupun gulma,” tambahnya.

Ia menegaskan pihaknya sudah melakukan pelatihan pembuatan pestisida nabati bagi petani. Selain itu, Dinas juga menyediakan rodentisida sebagai upaya pengendalian hama tikus

“Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian Kota Blitar telah melakukan sosialisasi hingga pembinaan terhadap para petani untuk membuat dan meproduksi sendiri pestida nabati ini. Terkadang petani juga melakukan caranya sediri untuk mengusir OPT tersbut,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Calvin Budi Tandoyo
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.