Lampu Minyak Kuno Jogja: Bukan Sekadar Penerang, Tapi Penjaga Batas Dunia Gaib

oleh -106 Dilihat
lampu minyak

KabarBaik.co- Di pojok ruang tengah sebuah rumah tua di Jogja, tergantung sebuah lampu minyak dari kuningan, menggantung sepi di langit-langit kayu yang mulai lapuk. Kacanya buram, sumbunya hangus sebagian, dan di dasarnya masih tertinggal sedikit jelaga hitam. Banyak yang mengira itu hanya dekorasi antik, tapi bagi mereka yang memahami ilmu kejawen, lampu semacam itu lebih dari sekadar penerang ia adalah penjaga batas, pemisah terang dan gelap, hidup dan mati.

Lampu minyak, terutama yang diwariskan turun-temurun, diyakini memiliki jiwa. Ia menyimpan nyala dari masa ke masa, menyaksikan setiap percakapan, setiap tangisan, bahkan ritual-ritual malam yang tak boleh dibicarakan sembarangan.

Nyala yang Bicara

Beberapa cerita dari warga sekitar menyebutkan bahwa lampu minyak tua bisa ‘berkomunikasi’ dengan pemilik rumah. Bukan dengan suara, tapi lewat nyala yang tidak biasa bergerak tanpa angin, tiba-tiba padam, atau malah menyala sendiri di tengah malam.

Dalam tradisi Jawa, lampu minyak sering digunakan saat ritual bersih desa, atau saat orang hendak berbicara dengan leluhur. Nyala api dianggap sebagai penarik energi, dan karena itu, lampu lama sering diletakkan di tempat khusus dan tidak boleh sembarangan dinyalakan.

Penjaga Gerbang Halus

Tak sedikit kisah mistis bermula dari lampu tua yang dibeli di pasar loak. Seorang pemuda pernah membawa pulang lampu kuningan antik, lalu bermimpi bertemu seorang perempuan tua berkebaya yang berdiri di samping lampu itu setiap malam.

Bagi sebagian spiritualis, lampu tua menjadi media untuk mendeteksi kehadiran makhluk halus. Jika nyala lampu tenang dan lurus, maka energi di ruangan dianggap bersih. Tapi jika api goyah terus menerus tanpa sebab logis, bisa jadi ada penghuni lain yang sedang lalu lalang.

Terang yang Menjaga Senyap

Lampu minyak tua dalam budaya Jawa bukan sekadar benda nostalgia. Ia adalah simbol peralihan, penjaga malam, dan dalam banyak kisah penyimpan rahasia keluarga yang tak pernah diceritakan. Ada yang menyalakannya untuk mengenang orang tua, ada pula yang membiarkannya tetap tergantung takut mengganggu apa yang mungkin bersemayam di dalamnya.

Sebab di balik nyala kecil yang tenang, ada dunia sunyi yang diam-diam mengintip. Dan dalam budaya kejawen, benda kuno tak pernah benar-benar mati selalu ada jejak, cerita, atau bahkan kehadiran yang menunggu untuk ditemukan. Karena dalam dunia orang Jawa, api bukan hanya cahaya. Kadang, ia adalah mata yang menyala dari balik kegelapan.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.