KabarBaik.co – Dharma Wanita Persatuan (DWP) FIB Unej menggelar pelatihan membatik yang sekaligus menjadi momentum untuk memperkenalkan seni membatik dan menguatkan peran perempuan dalam pelestarian budaya.
Nuansa tradisi dan kreativitas berpadu hangat di Pendopo Krida Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unej yang disambut antusias oleh para peserta dari berbagai kalangan, mulai dari anggota DWP FIB hingga peserta dari luar fakultas.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Nawiyanto. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa pelatihan ini dapat menghasilkan suatu karya yang bisa dibanggakan.
“Saya berharap setiap peserta di sini dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik dan penuh semangat. Semoga pelatihan ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan tentunya bisa menciptakan suatu karya yang dapat dibanggakan,” katanya.
Ia menyebut, pelatihan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga edukatif dan inspiratif.
“Nanti peserta diperkenalkan mulai dari alat dan bahan yang digunakan, serta teknik dasar membatik seperti mencanting dan pewarnaan. Para peserta diberi kesempatan untuk mencoba langsung, menciptakan motif-motif sederhana di atas kain mori,” ucapnya.
Salah satu peserta Indah dari SDN Ajung 1, mengungkapkan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk diterapkan di sekolah.
“Saya ingin membagikan pengetahuan membatik ini kepada anak-anak didik saya, salah satu tujuan kami untuk melaksanakan kegiatan ini di sekolah,” ujarnya.
Ia juga mengaku mempunyai kepuasan tersendiri saat mengikuti pelatihan ini, terutama saat berhasil menyelesaikan karya batiknya sendiri.
“Perasaan saya sangat senang, karena bagi saya ini adalah pertama kalinya,” ujarnya.
Suasana kegiatan berlangsung akrab dan penuh semangat. Meskipun banyak peserta yang baru pertama kali memegang canting, semangat belajar mereka tidak surut.
Setiap tetes malam yang mengalir di atas kain menjadi simbol kecintaan terhadap warisan budaya yang tak lekang oleh zaman.
Pelatihan ini diharapkan menjadi pemantik lahirnya kegiatan serupa di masa depan, baik di lingkungan universitas maupun di masyarakat umum, demi terus menghidupkan semangat cinta budaya. (*)