KabarBaik.co – Sejak sepekan terakhir LPG 3 kilogram di sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro kembali mengalami kelangkaan. Hal tersebut, menyebabkan harga LPG Melon melambung hingga Rp30 ribu pertabungnya.
Rizal, salah satu warga di desa trucuk kecamatan Trucuk Bojonegoro megatakan, sejak sepekan terakhir ia dan warga sekitar rumahnya mengalami kelangkaan gas LPG ukuran 3 Kilogram. Ia mengaku kesulitan untuk mendapatkan LPG melon, dan baru mendapat di kecamatan kota Bojonegoro namun dengan harga Rp 33 Ribu.
Harga itu dirasa sangat mahal, pasalnya harga normal tabung LPG 3 Kilogram hanya Rp 19 sampai 20 Ribu pertabungnya.
“Setelah mencari-cari, saya kemarin baru dapat di Kota Bojonegoro, itupun dengan harga Rp33 ribu. Padahal, biasanya hanya harga Rp20 hingga Rp22 ribu,” ungkap Rizal, Rabu (15/5).
Sementara itu, salah satu pemilik pangkalan LPG di Kecamatan Kapas, M. Hilmi mengungkapkan, untuk suplai di pangkalan masih aman. Dan ia juga mengaku rutin mendistribusikan ke toko-toko langgananya.
“Kalau di pangkalan aman dan untuk pendistribusian di toko juga aman,” jelasnya Hilmi.
Terkait kelangkaan yang terjadi, ia memprediksi kemungkinan pada bulan lalu, masyarakat banyak yang menggelar hajatan, baik pernikahan ataupun khitanan. Sehingga, LPG banyak dibeli untuk acara-acara tersebut.
“Kemungkinan LPG di toko habis itu karena diborong oleh orang yang punya hajatan, serta petani yang mengairi sawahnya pakai diesel mengunakan LPG,” tambahnya.
Ia menambahkan, untuk toko yang membeli di pangkalan harus memiliki Surat Keterangan Usaha (SKU), setelah mengantongi surat tersebut, baru bisa membeli LPG untuk dikirim ke tokonya. Untuk harga LPG sendiri sesuai di pangkalan resmi Pertamina dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp16.000.
“Kalau ambil di kami itu 16 ribu sesuai HET, namun kalau toko biasanya jual itu 19 ribu sampai 22 ribu,” imbuhnya.
Terpisah, dikonfirmasi perihal kelangkaan LPG di Kabupaten Bojonegoro Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto mengaku, pihaknya bersama tim satgas telah koordinasi dengan Pertamina dan Pangkalan, dan hasilnya distribusi masih berjalan aman.
“Kelangkaan ini terjadi karena libur panjang saja, karena banyak agen tutup,” paparnya singkat.(*)