Malam Penuh Kengerian: Cerita Korban Selamat dari Amuk Longsor Besar Banjarnegara

oleh -118 Dilihat
LONGSORE JAWA TENGAH
Warga yang ditampung di tempat pengungsian setelah bencana longsor di Pandanarum, Banjarnegara. (foto pemkab)

KabarBaik.co- Musibah tanah longsor di Desa Pandanarum, Banjarnegara, masih menyisakan cerita traumatik bagi para korban. Suara gemuruh dan amuk longsor sempat memaksa warga lari untuk menyelamatkan diri. Beruntung, petugas cepat tanggap hingga mereka terselematkan.

Cerita Sumarti, misalnya. Sambuk enitikkan air mata, dia menceritakan detik-detik menakutkan itu. Dia tidak menyangka kampung yang ditinggalinya bertahun-tahun, dilanda longsor yang mengancam nyawanya. Pun meluluh-lantahkan rumahnya.

“Waktu kejadian itu terdengar suara gemuruh. Beberapa warga memastikan kondisi daerah atas. Tapi ternyata longsor itu membesar, saya pun lari menyelamatkan diri,” katanya di tempat pengungsian seperti dilansir dari laman Pemkab Banjarnegara, Senin (17/11) malam.

Awalnya, dia dan beberapa warga lain berlari ke arah makam dusun setempat. Namun karena situasi semakin memburuk, warga kemudian lari ke arah hutan. “Setelah sampai di hutan, kami dijemput oleh petugas. Lalu dibawa ke puskesmas dan kemudian di posko pengungsian,” lanjutnya.

Wastinah, korban longsor yang lain juga menyampaikan, pemerintah gerak cepat untuk melakukan penyelamatan para korban. “Saya dijemput di hutan, terus dibawa ke puskesmas dan posko pengungsian. Petugas cepat,” paparnya.

Setelah diselamatkan petugas, para warga mendapat pelayanan kesehatan dan juga makanan. “Ada kesehatan sama makan tiga kali sehari. Menunya sangat layak. Disediakan pengungsian ada tempat tidurnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi secara langsung meninjau lokasi bencana. Dia  berkoordinasi dengan beberapa pihak, untuk bisa menangani secara tepat dan cepat. Hingga saat ini, proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan tim SAR. BPBD Jateng dan Kabupaten Banjarnegara, relawan, TNI-Polri, dan Forkopimcam bergerak cepat mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, serta layanan kesehatan darurat.

Sejumlah kebutuhan mendesak mulai disalurkan, antara lain logistik permakanan, selimut dan matras, higiene kit, family kit, kids ware, air mineral, hingga perangkat ATK, laptop, printer untuk menunjang posko. “Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” tegas Luthfi.

Menurutnya, pencarian dan upaya penanganan diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB.
“Hari ini kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” ujarnya.

Luthfi menyebut bantuan dari provinsi sudah disiapkan dan dikirim. Pun demikian, dia mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat banyaknya wilayah yang rawan longsor. “Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi, Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” katanya.

Sebagai informasi, data bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta. Bantuan tersebut meliputi logistik dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN senilai Rp239,35 juta, beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp11,91 juta.

Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana, yaitu logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp15,5 juta, tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp45 juta, serta logistik dari BPBD Jateng senilai Rp46,72 juta. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta, untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah.

Upaya Pencairan 26 Korban Hilang

Upaya pencarian korban longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, masih mengalami hambatan signifikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa hingga Selasa, 18 November 2025, masih terdapat 26 warga yang diduga hilang dan belum ditemukan akibat bencana longsor yang terjadi beberapa waktu lalu.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, lokasi longsor masih menunjukkan aktivitas gerakan tanah yang cukup kuat sehingga membahayakan proses pencarian yang dilakukan tim SAR di lapangan.

Sementara itu, proses pencarian di Banjarnegara belum membuahkan hasil dan masih menghadapi situasi tidak stabil di area longsor. Abdul Muhari menegaskan bahwa keselamatan personel menjadi prioritas utama dalam setiap proses pencarian. “Jadi untuk menjamin keselamatan personel di lapangan, tadi upaya pencarian masih pada area-area yang memang dirasa benar-benar aman, itu juga mengalami beberapa kali pending karena gerakan tanah dinilai masih sangat membahayakan kalau dilakukan aktivitas di daerah sekitar longsoran,” ucap Abdul.

Hingga kini, total dua korban meninggal telah ditemukan di Banjarnegara. Sisanya masih dalam pencarian.“Untuk Banjarnegara masih tetap korban meninggal yang sudah ditemukan dua, sisa pencarian korban hilang itu 26 orang,” katanya.

Adapun update longsor di Cilacap, petugas sudah mengevakuasi sebanyak 18 korban meninggal dunia. “Untuk Cilacap per sore ini (Selasa, Red) sudah 18 jasad korban yang ditemukan, sehingga sisa pencarian itu lima orang,” kata Muhari kepada wartawan, Selasa.

Diketahui, selain di wilayah Banjarnegara, longsor besar yang menimbulkan korban jiwa itu juga terjadi di wilayah Cilacap/ (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.