KabarBaik.co- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Kabupaten Lumajang, turut prihatin dengan maraknya pencurian kendaraan bermotor (bermotor) di wilayahnya. Kasus kriminalitas itu belakangan berujung penarikan pulang ribuan mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
HMI pun mengeluarkan ultimatum keras kepada Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar. “Jika dalam waktu 3×24 jam Kapolres Lumajang belum berhasil menguak kejahatan pencurian sepeda motor di Kabupaten Lumajang, HMI se-Kabupaten Lumajang akan turun ke jalan bersama elemen civil society untuk mendesak Kapolres mundur dari jabatannya.’’ Demikian pers rilis yang diunggah di akun HMI Kabupaten Lumajang, Sabtu (9/8).
Ribuan Mahasiswa KKN Ditarik Pulang Gegara Curanmor Marak, Ini Sosok Kapolres Lumajang
HMP se-Kabupaten Lumajang mengungkapkan keperhatian yang mendalam atas insiden curanmor tersebut. ‘’Kami percaya, keselamatan dan keamanan mahasiswa adalah prioritas utama. Karena itu, HMI menyerukan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap mahasiswa yang berkontribusi dalam pembangunan masyarakat,’’ tegasnya.
Kejadian tersebut seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerjasama dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. ’’Kami berharap bahwa keberadaan sistem pengawasan yang memadai seperti kamera CCTV dan penjagaan yang lebih ketat di lokasi-lokasi yang menjadi tempat mahasiswa KKN,’’ ungkapnya.
Mereka pun mengajak semua pihak, termasuk mahasiswa, untuk tetap waspada dan menjaga keamanan diri. HMI dapat memahami dan memberikan dukungan keputusan penarikan mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di Lumajang. ‘’ Kami mengapresiasi tindakan Unej dan kampus lain, yang cepat dan tegas dalam menghadapi situasi ini. Keamanan mahasiswa adalah prioritas utama dan keputusan untuk menarik mahasiswa dari lokasi yang dianggap tidak aman adalah langkah yang tepat,’’ katanya.
Dalam pernyataannya, HMI juga menyatakan, kasus curanmor berulang kali itu menunjukkan adanya masalah sistemik yang perlu ditangani secara serius oleh pemerintah daerah dan pihak terkait. ‘’Kami menyerukan kepada semua pihak termasuk pemerintah daerah untuk bekerjasama dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi mahasiswa dan masyarakat,’’ tegasnya.
Mereka menegaskan bahwa mahasiswa yang melaksanakan pengabdian masyarakat adalah aset berharga bagi pembangunan komunitas dan masyarakat. Karena itu butuh kenyaman dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya. ‘’HMI akan terus mengawal isu-isu keamanan dan keselamantan mahasiswa agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,’’ tegasnya. (*)