KabarBaik.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai digulirkan di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang. Namun hingga awal Oktober 2025, program ini baru menjangkau 4 dari total 12 unit pendidikan di lingkungan pesantren tersebut.
Salah satu pengasuh PPDU Rejoso, K.H. Zulfikar As’ad atau yang akrab disapa Gus Ufik, menyampaikan bahwa dapur utama MBG baru mulai beroperasi pada 1 September 2025.
Saat ini, dapur tersebut menyuplai sekitar 2.300 porsi makanan setiap hari untuk santri dari unit pendidikan yang sudah terdaftar dalam program.
“Satu dapur ini baru berjalan satu bulan. Untuk saat ini kami belum bisa menambah jumlah porsi karena masih menyesuaikan kondisi dan memastikan semuanya berjalan sesuai SOP,” kata Gus Ufik Rabu (8/10).
Gus Ufik menjelaskan dari total 12 unit pendidikan di bawah naungan PPDU Rejoso, baru empat yang mendapat jatah MBG. Sementara delapan unit lainnya masih menunggu kesiapan dua dapur tambahan yang kini sedang dalam proses pembangunan.
“Kalau tiga dapur sudah jalan, semua unit bisa kebagian. Sekarang baru satu dapur yang aktif, dua lainnya masih dalam proses,” lanjutnya.
Meski program MBG tergolong baru, kegiatan makan bersama di lingkungan pesantren sebenarnya bukan hal asing bagi para santri Darul Ulum. Menurut Gus Ufik, tradisi makan pagi dan sore sudah lama berjalan dan menjadi bagian dari kehidupan santri.
“Tidak semua sekolah punya kebiasaan makan siang bersama. Tapi kalau pagi dan sore, makanan sudah disiapkan di asrama masing-masing. Ini sudah jadi tradisi lama dan selama ini berjalan baik,” ujarnya.
Dengan hadirnya program MBG dari pemerintah, pihak pesantren berharap menu makanan yang disajikan bisa lebih bervariasi namun tetap mempertahankan kesederhanaan yang menjadi ciri khas kehidupan santri.
“Anak-anak sudah terbiasa dengan menu sederhana seperti tahu dan tempe di asrama masing-masing. Tapi dengan anggaran yang ada, kita bisa menambah variasi supaya gizinya lebih seimbang,” tambahnya.
Agar pelaksanaan program berjalan sesuai harapan, pihak pesantren juga menerapkan sistem pengawasan internal di dapur utama MBG.
“Kami ada staf yang ikut mengawasi di dapur, memastikan semua sesuai SOP. Karena ujungnya ini untuk santri, jadi harus hati-hati,” tegasnya.
Dengan langkah bertahap dan pengawasan ketat, Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso berharap seluruh unit pendidikan dapat segera terjangkau oleh program MBG dan memberi manfaat nyata bagi sekitar 12.000 santri yang berada di lingkungan pesantren legendaris tersebut. (*)