Mengejutkan! Partai Pemenang Pemilu Dibubarkan, PM Dicopot di Tengah Jalan

oleh -296 Dilihat
oleh
Srettha Thavisin (IST AN)

KabarBaik.co- Gejolak politik nasional, belakangan kembali melanda negeri tetangga Indonesia. Seusai Bangladesh, kali ini terjadi di Thailand. Baru setahun menjabat, Srettha Thavisin, 62, dicopot sebagai Perdana Menteri (PM) Thailand. Kini, negeri berpenduduk sekitar 66 juta jiwa itu bersiap-siap memilih PM baru.

Sebelumnya, jalan Srettha menjadi PM Thailand Agustus 2023 itu diwarnai tarik-ulur panjang. Sebetulnya, pemenang Pemilu di Thailand adalah Partai Move Forward, yang dipimpin Pita Limjaroenrat. Secara mengejutkan, partai anak muda itu mendapat suara terbanyak di parlemen. Berhasil menumbangkan dominasi Partai Pheu Thai (PTT), yang dipimpin Paetongtarn Shinawatra, putri mantan PM Thaksin Shinawatra.

Semestinya, yang berhak menjadi PM Thailand adalah Pita. Namun, Pita gagal mendapatkan dukungan mayoritas suara di parlemen. Terutama dari Senat yang didominasi militer. Setelah melalui pemilihan beberapa kali di parlemen, akhirnya kursi PM jatuh kepada Srettha dari PTT.

Baca juga:  Kalah 73-56 dari Thailand, Ini Alasan Pelatih Timnas Basket

Nasib, ternyata Srettha tidak lama menjabat PM. Rabu (14/8), Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand memberhentikan politikus yang bos properti tersebut. Lima dari sembilan hakim MK sepakat memberhentikan Srettha beserta kabinetnya. Srettha dinilai telah melanggar etik. Dia mengangkat seorang menteri kabinet yang pernah menjadi terpidana.

Dilansir dari beberapa media setempat, Srettha mengatakan telah menjalankan tugas sebagai PM sebaik mungkin. Kendati demikian, ia menerima putusan pemberhentian tersebut.

Putusan pencopotan Srettha itu dikeluarkan seminggu setelah pembubaran Partai Move Forward sebagai partai pemenang Pemilu oleh pengadilan yang sama. Selain itu, para pemimpin partai bersangkutan juga dilarang untuk beraktivitas dari politik selama 10 tahun.

Baca juga:  Berkah Putusan MK, Seumuran Gibran, Anak Mantan PM Thailand Terpilih sebagai PM Baru

Setelah Srettha dicopot, jabatan PM sementara akan ditempati oleh Wakil PM Thailand Phumtham Wechayachai, yang juga menjabat menteri perdagangan. Selanjutnya, partai-partai harus mengajukan calon untuk dipilih parlemen sebagai PM baru. Kabarnya, parlemen akan menggelar sidang pada Jumat (16/8).

Untuk menjadi PM di Thailand, kandidat butuh minimal 247 suara dari total 493 anggota parlemen. Saat ini, 11 partai koalisi pemerintah yang dipimpin PTT mengantongi dukungan sebanyak 314 kursi.

Lantas, siapa PM baru Thailand? Kemungkinan PM tetap akan menjadi milik PTT. Nah, salah seorang kandidatnya adalah Chaikasem Nitisiri, yang sudah berusia 75 tahun. Pilihan lain adalah Anutin Charnvirakul, menteri dalam negeri.

Baca juga:  Kalah 73-56 dari Thailand, Ini Alasan Pelatih Timnas Basket

Selain itu, sangat mungkin Paetongtarn Shinawatra, 37, yang akan melenggang menjadi PM baru. Putri bungsu Thaksin Shinawatra tidak lain merupakan pemimpin PTT.

Jika Paetongtarn terpilih, maka perempuan muda itu akan menjadi generasi Shinawatra ketiga yang menduduki jabatan puncak di Thailand. Setelah Thaksin, adiknya bernama Yingluck Shinawatra juga pernah terpilih menjadi PM. Namun, pada 2014, Yingluck juga diberhentikan di tengah jalan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.