Mengenal Kebo Bule: Antara Fakta Genetik, Mitos Keramat, dan Perayaan Malam 1 Suro

oleh -406 Dilihat
kerbau bule
Foto kerbo bule (Pinterest)

KabarBaik.co- Kerbau bule atau kebo bule mengacu pada jenis kerbau yang memiliki warna kulit berbeda dari kerbau biasa. Secara harfiah, “bule” dalam bahasa Indonesia berarti “biru”. Namun, kerbau bule sebenarnya tidak berwarna biru, melainkan berwarna putih atau keabu-abuan. Warna ini yang membedakannya dari kerbau jenis lainnya.

Kerbau bule lebih umum dikenal dengan sebutan kerbau albino atau kerbau putih. Warna kulit putih ini disebabkan oleh kondisi genetik, di mana kerbau ini tidak menghasilkan pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Disebabkan oleh gen resesif, kerbau bule lebih jarang ditemui dibandingkan dengan kerbau biasa.

Pada umumnya, kerbau bule memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang sama dengan kerbau pada umumnya. Mereka memiliki tubuh yang besar, kulit yang tebal, dan cakar yang kuat. Kendati berwarna putih atau keabu-abuan, kerbau bule memiliki kulit yang peka terhadap sinar matahari sehingga mereka sering terkena sunburn jika terlalu lama terkena sinar matahari langsung.

Untuk menghindari ini, kerbau bule cenderung lebih aktif di malam hari. Selain itu, kebo bulejuga memiliki nilai mistis beserta mitos yang menyertainya. Berikut mitos kebo bule, yang marak jadi pembicaraan jelang perayaan malam 1 Suro.

1. Asal-Usul Keramat

Kebo Bule diyakini berasal dari keturunan kerbau-kerbau milik Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said), seorang pahlawan dan raja dari Kerajaan Mangkunegaran. Lantaran asal usulnya yang berhubungan dengan bangsawan, Kebo Bule dianggap keramat.

2. Simbol Keraton Surakarta

Kebo Bule sering dijadikan simbol oleh Keraton Surakarta. Mereka dianggap sebagai penanda keberkahan dan perlindungan bagi keraton dan masyarakat sekitarnya.

3. Prosesi Malam 1 Suro

Satu di antara momen penting di mana Kebo Bule tampil adalah saat prosesi Malam Satu Suro (tahun baru dalam kalender Jawa). Dalam prosesi ini, Kebo Bule diarak mengelilingi keraton dan rute tertentu di kota Solo. Masyarakat percaya bahwa menyentuh Kebo Bule atau mengambil kotorannya dapat membawa berkah.

4. Pantangan dan Larangan

Ada beberapa pantangan terkait dengan Kebo Bule. Misalnya, mereka tidak boleh diperlakukan sembarangan atau dianiaya karena dipercaya akan membawa nasib buruk. Alhasil, mereka semua dirawat dengan baik oleh pihak keraton.

5. Kepercayaan tentang Keberkahan

Masyarakat sekitar percaya bahwa keberadaan Kebo Bule di sekitar mereka membawa keberkahan, kedamaian, dan perlindungan. Beberapa juga percaya bahwa kerbau ini dapat mendeteksi dan mengusir roh jahat.

6. Simbol Kesucian dan Keberuntungan

Warna putih pada kerbau ini sering dihubungkan dengan kesucian dan kemurnian sehingga Kebo Bule dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kejayaan.

Lebih dari sekadar anomali genetik yang menghasilkan warna kulit unik, Kebo Bule telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan kepercayaan masyarakat, khususnya di sekitar Keraton Surakarta. Kehadirannya dalam prosesi Malam 1 Suro bukan hanya menjadi tontonan, tetapi juga manifestasi dari nilai-nilai luhur, harapan akan keberkahan, dan penghormatan terhadap tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun mitos dan kepercayaan terus hidup di tengah masyarakat, pemahaman akan dasar ilmiah di balik fenomena Kebo Bule menambah kekayaan perspektif dalam memaknai keberadaannya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: M Fairuz Affandi
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.