Mengenang Keteladanan Polantas Jujur Asal Gresik, Almarhum Aiptu Jailani

oleh -4215 Dilihat

Momentum Hari lalu Lintas Bhayangkara ke-68 Tahun 2023. Polantas Presisi Untuk Negeri

GRESIK – Tahun 2023, Bhayangkara Lalu Lintas menginjak usia ke-68. Menyambut momentum spesial tersebut, mari mengenang kembali sosok polisi jujur dan tegas tanpa pandang bulu asal Kabupaten Gresik yakni Almarhum Aiptu Jailani. Jasadnya memang sudah di pelukan bumi, tapi dedikasinya sebagai anggota Polri masih terus terkenang.

Aiptu Jailani memang telah berpulang. Namun, integritas dan dedikasinya masih tetap dikenang dan mendulang apresiasi. Namanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya di Kabupaten Gresik. Sekitar tahun 2013 lalu, almarhum pernah menilang istrinya sendiri Rachmawati (53) saat gelaran car free day (CFD) di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Pria yang meninggal di usia 52 tahun itu juga pernah mengeluarkan 2.400 tilang selama setahun.

Tahun 2022 lalu, sosok polisi tegas itu telah tiada. Almarhum mengembuskan napas terakhir saat bulan Ramadan, 17 April 2022. Usai menjalankan salat Isya, ia tidur dan tak berselang lama tidak sadarkan diri. Aiptu Jailani dinyatakan meninggal dunia di RS Semen Gresik. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Utamanya bagi sang istri, Rachmawati. Perempuan yang telah mendampingi almarhum selama puluhan tahun itu masih tidak sanggup ketika diminta bercerita tentang sosok suaminya. Bahkan untuk sekedar melihat foto saja air matanya gampang tumpah. Rachmawati memang sempat syok atas berpulangnya Aiptu Jailani.

Baca juga:  Anjangsana Hari Bhayangkara Lalu Lintas ke 68, Polantas Gresik Belajar Spirit Polisi Jujur Almarhum Aiptu Jailani

“Mungkin kaget, karena Papa sebelumnya sehat tidak kenapa – kenapa. Setelah salat Isya langsung tidak sadarkan diri dan meninggal dunia. Ini makanya mama di kamar, tidak mau nemui dan cerita. Selain karena kondisi mama sakit. Tadi foto papa juga saya tutupi, karena pasti kalau lihat mama nangis,” kata M Rumdhonul Karim (22) putra kedua almarhum Aiptu Jailani.

Di mata sang anak, selama bertugas atau di rumah almarhum tidak ada bedanya. Disiplin dan tegas. Hal – hal baik itu juga yang ditanamkannya kepada Karim dan sang kakak Nilam Ayu Wulandari (23). Bahwa segala sesuatu harus disiplin, rapi dan sesuai tempatnya. Almarhum menjadi kebanggaan dan panutan ideal bagi keluarga kecilnya di Jalan Jaksa Agung Gang 6.

“Papa di rumah juga tegas, sama seperti saat bertugas. Misalnya saja kalau saya naruh barang bukan di tempatnya, pasti juga ditegur bahkan dimarahi. Tapi dengan itu saya lebih tertata, disiplin juga. Papa kebanggaan, makanya kemarin kaget dan masih tidak menyangka,” imbuh mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Gresik itu.

Baca juga:  Satlantas Polres Gresik Sebut Kenaikan Tarif Tes Psikologi SIM Bukan Wewenang Polri

Keseharian Jailani digambarkan sama dengan masyarakat pada umumnya. Setiap bagi menyiram tanaman, merawat kucing, burung dan ikan. “Papa penyuka tanaman dan binatang, bahkan di kantornya juga pelihara lele. Kalau di rumah ini ada burung dan kucing. Selain itu, kata tetangga dan rekan kerjanya Papa selalu salat tepat waktu. Kalau azan pasti langsung bergegas salat, kerjaan ditinggal dulu,” ucapnya bangga.

Terkait nama Aiptu Jailani dalam Hoegeng Award 2022, pihak keluarga mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Bahkan sejak Maret lalu sudah mempersiapkan untuk berangkat ke Jakarta menerima penghargaan. Namun demikian, takdir berbicara lain. “Senang Papa dapat apresiasi, tapi nyesek Papa ternyata pergi dulu. Padahal satu keluarga sudah siap – siap berangkat,” tandasnya sayu.

Karim bercerita, bulan Maret sang papa sudah mendapat informasi akan mendapat penghargaan dan kenaikan pangkat. Rencananya, keluarga akan terbang ke Jakarta pada momen – momen setelah lebaran Idulfitri 1443 Hijriah. Namun momentum tersebut ikut terkubur bersama jenazah sang polisi berintegritas. Dedikasinya akan tetap menjadi teladan.

Baca juga:  Jadwal SIM Keliling Wilayah Gresik

“Mama pernah bercerita, kalau setiap malam selalu bangun untuk salat Tahajud mendoakan Papa agar pekerjaannya lancar dan bisa naik pangkat. Tinggal sebentar lagi naik pangkat, tapi Papa…, ini yang membuat keluarga sedih mas. Tapi kami juga bersyukur Papa meninggal di bulan suci Ramadan, semoga tenang dan khusnul khotimah,” jelasnya sedikit tersenyum.

Saking mengidolakan sang Papa, Karim bertekad ingin menjadi anggota Polri. Sejak lulus sekolah menengah atas (SMA), ia mengaku sudah berkali – kali mendaftar seleksi bintara. Sayangnya belum rezeki. Meski demikian, cita – cita itu masih belum padam. Sekarang ia fokus menyelesaikan kuliah dan berencana mendaftar Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). “Semoga ada jalan mengikuti jejak Papa sebagai polisi,” tutupnya.

Berkat keteladanan tersebut, Kasat Lantas Polres Gresik AKP Mulya Sugiharto melakukan anjangsana dalam rangka Hari Bhayangkara Lalu Lintas ke 68. “Kedatangan kami bukan sekedar silaturahmi, kami turut bangga bapak Almarhum Aiptu Jailani adalah bagian dari kami (Polri, red). Semoga kami bisa belajar, manfaat beliau di Gresik sangat terkenang,” tandasnya.(kb04)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.