KabarBaik.co- Pudak, sebuah makanan khas dari Kota Gresik, Jawa Timur, bukan hanya sekadar jajanan tradisional, tapi juga simbol kreativitas dan kearifan lokal. Terbuat dari bahan-bahan alami seperti tepung beras, gula pasir atau gula jawa, serta santan kelapa, pudak menawarkan cita rasa yang unik dengan kemasan yang tak biasa. Makanan ini, yang dibungkus menggunakan pelepah daun pinang, bukan hanya mengenyangkan tetapi juga kaya akan sejarah dan tradisi yang melekat kuat dengan masyarakat Gresik. Dari kemasan yang rumit hingga beragam rasa yang menggugah selera, pudak tak hanya menjadi sajian yang lezat, tetapi juga bagian dari identitas kota yang patut untuk dijelajahi.
Pudak adalah makanan/kue khas Kota Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Makanan ini terbuat dari bahan tepung beras, gula pasir/gula jawa, dan santan kelapa yang dimasukan kedalam kemasan terbuat dari bahan yang disebut “ope” yaitu pelepah daun pinang. Pudak ada beragam rasa diantaranya: pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula jawa) dan pudak sagu. Pada masa kini, oleh kreatifitas pembuat kue pudak untuk merebut pasar, maka ragam dan rasa pudak pun bertambah, diantaranya pudak pandan yang berwarna hijau dan harum karena campuran sari daun pandan.
Namun terkadang para pembuat pudak memilih menggunakan daun suji sebagai perwarna pengganti, mengingat warnanya yang lebih kuat hijaunya, sensasinya juga tak kalah dengan daun pandan. Disamping rasa yang khas, bentuk kemasan pudak tidak ada yang menyamai di antara jajanan manapun. Dari bahan yang sudah mulai langka, pembuatannya pun tidak sederhana. Pangkal pelepah daun pinang harus disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. kulit bagian dalam inilah yang dimanfaatkan.
Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut, sehingga sisi dan dasarnya tertutup dan membentuk ruang seperti gelas. Setelah adonan dituangkan ujung kemasan yang terbuka diikat dan dikukus. Kue pudak merupakan jajanan yang kaya akan kalori dan mengenyangkan. Kue ini bisa bertahan selama 3 hari, bila diangin-anginkan. Konon kue ini dibuat sesuai kebutuhan masyarakat Gresik yang saat itu yang bermata pencaharian sebagai pedagang, yang cenderung bepergian jauh. Apabila anda yang ingin mencicipi cita rasa pudak, anda bisa mendapatkannya saat berkunjung ke Kota Gresik.
Di komplek wisata religius seperti Makam Sunan Giri dan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, misalnya. Atau bila anda sempat bisa pula didapatkan di Pasar Kota Gresik, atau di toko-toko kue khas Gresik di sepanjang Jalan. Sindujoyo. Disana akan lebih banyak jajanan khas Gresik, yang tak akan ditemukan di kota-kota lain. Tapi seandainya anda tidak punya waktu karena tengah dalam perjalanan melewati kota Gresik, anda bisa berhenti sejenak di Jalan. Veteran, di seberang Gedung Wisma Ahmad Yani berderet toko-toko kue yang menyediakan pudak yang tergantung dalam rangkaian yang masing-masing berisi lima biji kue. Tapi jangan lupa, mintalah yang paling baru.
Pudak bukan sekadar jajanan, melainkan sebuah warisan budaya yang melambangkan keunikan dan kreativitas masyarakat Gresik. Dengan rasa yang khas dan kemasan yang penuh cerita, pudak telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota ini. Bagi siapa pun yang berkesempatan mengunjungi Gresik, mencicipi pudak adalah cara untuk merasakan sejarah, tradisi, dan kehangatan sambutan lokal. Tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menggugah kenangan akan sebuah kota yang kaya akan budaya dan kuliner yang tak lekang oleh waktu. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati pudak saat berada di Gresik, dan bawa pulang sepotong rasa dari kota yang penuh cerita ini.