KabarBaik.co – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menegaskan komitmen mempercepat hilirisasi perkebunan, khususnya komoditas tebu. Langkah strategis ini menjadi tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah sektor pertanian.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, dalam Rapat Kerja Program Hilirisasi Perkebunan yang digelar di kantor perwakilan PT SGN di Surabaya.
“Hilirisasi adalah upaya menambah nilai komoditas pertanian. Dalam program ini, kita lakukan replanting dengan tanaman baru. Pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp9,95 triliun untuk penyediaan bibit yang akan dibagikan gratis kepada masyarakat. Program ini ditargetkan mampu menciptakan 1,6 juta lapangan kerja,” kata Mentan Amran, Rabu (24/9).
Sebagai motor penggerak di lapangan, PTPN Group melalui PT SGN mendapat mandat untuk mendampingi petani. Mahmudi menegaskan bahwa perusahaan menempatkan tebu sebagai prioritas strategis demi mewujudkan swasembada gula nasional.
“Hilirisasi bukan sekadar program, tetapi amanah negara. SGN hadir tidak hanya sebagai offtaker, melainkan mitra petani. Kami sudah menurunkan tim ke berbagai daerah untuk mendampingi percepatan bongkar ratoon maupun replanting,” ujar Mahmudi.
Terkait komoditas tebu, pemerintah mengalokasikan Rp1,6 triliun dari total anggaran nasional. Dana ini difokuskan untuk program replanting, termasuk pembongkaran ratoon yang kini digencarkan pemerintah.
“Biasanya bongkar ratoon maksimal hanya 5 ribu hektare per tahun, kini sudah mencapai 17 ribu hektare, naik 200 persen. Itu hasil kebijakan Presiden dan dukungan bongkar ratoon gratis. Begitu besar perhatian pemerintah kepada petani,” jelas Amran.
Mentan menambahkan, dukungan anggaran Rp 1,6 triliun tidak hanya berlaku tahun ini, melainkan akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. “Kami mengajak petani segera memanfaatkan kesempatan ini. Pemerintah sudah mencairkan dana, jadi jangan ditunda,” tegasnya.
Program ini mencakup 100 ribu hektare lahan secara nasional, dengan 70 ribu hektare di antaranya berada di Jawa Timur yang tersebar di 26 kabupaten. Pemerintah menargetkan percepatan program ini dapat rampung dalam tiga bulan ke depan.
Dengan sinergi antara pemerintah, BUMN perkebunan, dan petani, hilirisasi tebu diharapkan menjadi tonggak transformasi sektor perkebunan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.