Mentan Minta Gerakan Pompanisasi di Bojonegoro Dilakukan Maksimal

oleh -362 Dilihat
mentan di bojonegoro
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berdiskusi dengan petani Bojonegoro saat kunjungan kerja di kecamatan Bourno Bojonegoro.(Shobilul Umam)

KabarBaik.co – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja meninjau gerakan tanam padi di Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (18/3).

Andi Amran Sulaiman meminta gerakan pompanisasi di Kabupaten Bojonegoro harus dilakukan secara maksimal guna meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

“Luas lahan kering di sini kan 40 persen. Nah 40 persen disini berapa yang nempel ke Bengawan Solo atau Sungai Berantas harus dilakukan pengecekan dan pasang pompa secara maksimal,” kata Amran Sulaiman.

Mentan meminta kepada kepala dinas dan juga pihak terkait di daerah Bojonegoro, untuk segera melakukan pengecekan terhadap sungai-sungai besar yang tidak pernah surut di saat musim kering. Usai dicek, pemasangan pompa harus segera dimasifkan.

Mentan mengatakan, pompanisasi menjadi solusi cepat mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan. Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda fenomena alam El Nino gorila alias musim kering ekstrem yang berujung pada darurat pangan.

Untuk mendukung upaya tersebut, semua pihak harus terlibat baik dari TNI, Polri, Kejaksaan, petani maupun dukungan langsung dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) yang memiliki peta wilayah sungai berair dan sawah kering.

“Yang pasti kita harus efisien dan efektif. Bahkan dari BPWS, sudah sepakat ya 200 pompa digunakan dan keluar. Nah bapak ibu sekalian, ini dicek baik baik berapa pompa dibutuhkan untuk menaikkan indeks tanam,” katanya.

Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto mendukung penuh upaya kementerian pertanian dalam memaksimalkan pompanisasi pada lahan-lahan kering di Jawa Timur.

Apalagi, kata Adriyanto, Kabupaten Bojonegoro selama ini adalah penghasil beras terbesar ketiga untuk wilayah Jawa Timur, namun pihaknya mempunyai tantangan besar karena jika musim hujan risikonya banjir dan apabila musim kering bisa berkepanjangan hingga delapan bulan.

“Bojonegoro ini daerah terbesar ketiga produksi padi di Jatim. Tapi kami berupaya menjaga produksi maksimal dimana angka pada 2023 mencapai 705 ribu ton. Jadi kami mendukung penuh pompanisasi yang dilakukan,” kata Adriyanto.

Ia menambahkan hamparan sawah di Bojonegoro mencapai 115 hektare dengan rata-rata penggunaan varietas adalah inpari 32 atau indeks pertanaman 200.

Adapun produktivitas di daerah tersebut mencapai 7,5 ton per hektare dengan kadar air 21 persen. Diketahui, rata-rata harga gabah di sana mencapai Rp7.100.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Shobilul Umam
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.