KabarBaik.co – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta seluruh pihak agar jangan mempolitisasi sektor pangan.
“Silakan berpolitik, tapi jangan dipolitisasi sektor pangan,” kata Mentan Amran usai melakukan sidak harga beras, di Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/11).
Amran mengatakan dari hasil sidak tersebut harga beras medium masih stabil di bawah HET. Dari hasil sidak, dikatakannya, untuk beras kualitas medium masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Ia mengatakan untuk beras SPHP harga di pasaran Rp 12.000/kg atau di bawah HET Rp 13.500/kg, sedangkan beras premium di pasaran di kisaran harga Rp 13.000/kg dengan HET untuk premium Rp 14.900/kg.
“Kami tanya langsung ke pedagang karena ada tokoh nasional (yang menyatakan) harga (beras) melambung tinggi, harga tidak terjangkau,” katanya lagi.
Terkait hal tersebut, ia meminta agar seluruh pihak tidak menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Tolong aku minta dengan segala kerendahan hati mewakili petani, jangan zolimi petani kita. Boleh berpolitik tapi jangan politisasi pangan. Ini untuk hajat hidup orang banyak, jangan dipolitisasi. Silakan politisasi yang lain. Jangan karena kepentingan pribadi atau kelompok jangan merugikan kepentingan rakyat kecil,” katanya pula.
Amran mengatakan hal itu penting, karena jika pangan bermasalah maka negara bisa bermasalah.
Amran juga memastikan saat ini stok beras di Bulog di angka 3,8 juta ton, sehingga aman untuk kebutuhan di akhir tahun.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Respati Ardi mengatakan setiap hari Senin dilakukan rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Ketika harga sedikit naik pasti diintervensi dengan komunikasi dengan Kementan, Bulog. SPHP hari ini sangat baik dan isu-isu terkait MBG menjadi penentu harga itu tidak benar,” katanya lagi.
Ia mengatakan justru ketentuan harga yang sudah dipatok di MBG menjadikan harga komoditas pokok di pasaran tidak akan mengalami kenaikan.
“Kami juga minta ke masyarakat kalau menemukan harga di luar HET silahkan sampaikan ke kami di TPID,” katanya pula.
Mengenai antisipasi kenaikan harga beras di akhir tahun, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memastikan stok di masing-masing provinsi mencapai dua kali lipat dari normal.
“Stok ini untuk mengantisipasi harga naik saat Natal dan tahun baru,” katanya.
Ia juga memperkirakan pada momentum Natal dan tahun baru tersebut angka konsumsi akan mengalami kenaikan di kisaran 15-30 persen. (ANTARA)






