Menyelamatkan Nyawa, Menyelamatkan Jabatan: Jejak Kelam dr Yunus Mahatma di Balik Skandal Suap Bupati Ponorogo

oleh -330 Dilihat
YUNUS MAHATMA
Dokter Yunus Mahatma. (Foto IST)

KabarBaik.co- Rekam jejak panjang pengabdian di pelosok negeri, kini seolah terlumat habis oleh jerat korupsi. Itulah akhir karier dr Yunus Mahatma, Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo. Bersama Bupati Sugiri Sancoko dan sejumlah pihak lain, Yunus telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam skandal ini, Yunus seolah menjadi “ATM berjalan” bagi Bupati Sugiri Sancoko. Khawatir kursinya digeser, ia setor dan ’’dipalak’’ uang hingga miliaran rupiah.

Menurut Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, suap yang diserahkan  Yunus kepada Bupati Sugiri Sancoko (SUG) dan Sekda Agus Pramono (AGP) mencapai Rp 1,25 Miliar. Uang fantastis ini adalah harga yang harus dibayar oleh Yunus untuk mengamankan dan mempertahankan posisinya sebagai direktur RSUD dr Harjono Ponorogo.

Dari setoran Rp 1,25 miliar itu yang mengalir ke bupati sebesar Rp 900 juta dan ke Sekda Rp 325 juta. Dalam perkara suap itu, KPK telah mengamankan uang tunai Rp 500 juta.. Kronologi terungkapnya suap ini bermula ketika Yunus mendapat informasi akan dicopot dari jabatannya. Bupati kemudian diduga secara langsung meminta uang setoran senilai Rp 1,5 miliar kepada dr Yunus pada November 2025.

Proses penyerahan uang dilakukan dalam beberapa tahap, termasuk penyerahan klaster ketiga senilai Rp 500 juta yang berhasil diamankan KPK saat OTT pada Jumat lalu itu.

Keterlibatan Yunus tidak hanya berhenti pada pengamanan jabatannya. KPK juga menemukan dugaan suap terkait paket pekerjaan atau proyek di lingkungan RSUD dr Harjono Ponorogo tahun 2024 yang bernilai sekitar Rp 14 miliar. Dalam skema ini, Yunus diduga menerima fee proyek sebesar 10 persen atau sekitar Rp 1,4 miliar dari pihak swasta rekanan. Uang fee proyek tersebut, lagi-lagi diserahkan kepada bupati melalui kerabat dekatnya.

Praktik rasuah itu tampaknya berbanding terbalik dengan latar belakang karier Yunus yang penuh tantangan dan pengabdian. Jauh sebelum berdinas di Ponorogo, ia menjadi salah seorang ‘’pahlawan’’ di Maluku: Pada tahun 1991-1994, Yunus menjadi kepala Puskesmas Kepa, Maluku Utara.

Dalam beberapa pemberitaan media, Yunus rela menempuh perjalanan laut selama empat jam, diterjang ombak setinggi empat meter di Laut Banda, demi mengobati pasien yang terisolasi di desa seberang pulau. Karena itu, ia pun sempat mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan (Menkes) atas dedikasinya bertugas di daerah terpencil.

Yunus juga sempat menjabat sebagai Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan, sebelum terpilih menjadi Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo. Visi yang pernah disampaikan saat itu adalah memajukan RSUD dr Harjono sebagai rumah sakit rujukan tipe B, lengkap dengan pembangunan IGD terpadu dan gedung pelayanan kateterisasi jantung. Namun, visi tersebut kini harus terhenti di tengah jalan karena kasus korupsi.

KPK menjerat Yunus dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b dan/atau Pasal 13 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Sebuah akhir yang ironis bagi seorang dokter yang pernah mempertaruhkan nyawa demi misi kemanusiaan, namun kini terperangkap dalam praktik kotor demi mempertahankan jabatan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.