KabarBaik.co – Suasana meriah penuh warna mewarnai Desa Miagan, Mojoagung, Jombang, dalam perhelatan Miagan Umbrella Fest 2025. Festival tahunan ini sekaligus memperingati dua tahun berdirinya Alun-Alun Cemara (AAC) sebagai pusat kegiatan masyarakat dan simbol kemajuan desa.
Anggota DPRD Jawa Timur Sumardi turut hadir dan menyampaikan apresiasinya atas kekompakan warga serta kemeriahan acara.
“Miagan Umbrella Fest ini bukan sekadar hiburan, tapi sudah jadi denyut nadi kebersamaan warga dan deklarasi optimisme untuk masa depan Desa Miagan,” ujar Sumardi kepada wartawan, Minggu (3/8) malam.
Sumardi mengatakan kegiatan semacam ini menjadi perekat sosial yang mampu menumbuhkan rasa memiliki terhadap desa. Kepala Desa Miagan, Antok Budi Subagyo, mengaku bangga dengan antusiasme masyarakat. Ia menilai festival ini menjadi embrio kegiatan besar yang mengangkat potensi desa.
“Acara ini akan jadi tolok ukur bahwa di desa-desa seperti Miagan masih banyak potensi yang bisa digali. Harapan saya, kegiatan ini bisa terus didukung oleh Disporapar Jombang agar menjadi ikon wisata budaya Mojoagung,” ujar Antok.
Antok juga membeberkan rencananya menjadikan AAC sebagai pusat wisata event yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Salah satu idenya adalah menjadikan tiang bendera di AAC sebagai ikon mirip Monas.
“Insyaallah, ke depan saya ingin menjadikan tiang bendera di AAC sebagai ikon seperti Monas. Sekaligus jadi lokasi utama upacara HUT RI se-Kecamatan Mojoagung,” tegasnya.
Tak hanya meriah secara visual, acara ini juga membawa berkah ekonomi. Sejumlah pedagang UMKM lokal mencatat peningkatan omzet.
“Biasanya dapat Rp 200 ribu, hari ini bisa sampai Rp 400 ribu,” ujar Novi, salah satu pedagang makanan di area AAC.
Miagan Umbrella Fest 2025 tidak hanya menjadi panggung hiburan, tapi juga ruang ekspresi seni budaya lokal serta wadah promosi bagi pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif desa.
Dengan mengusung tema kebersamaan dan semangat gotong royong, festival ini diharapkan mampu menginspirasi desa-desa lain untuk menggali potensi lokal dan mengangkat kearifan budayanya ke panggung yang lebih luas. (*)