Mimpi Cappadocia Berubah Petaka: Belasan Warga Indonesia Jadi Korban Kecelakaan Balon Udara

oleh -396 Dilihat
Cappadocia

KabarBaik.co- Sebanyak 19 wisatawan asal Indonesia dilaporkan mengalami luka-luka serius dalam insiden kecelakaan balon udara yang terjadi di wilayah dekat Lembah Ihlara, Provinsi Aksaray, Turki, pada Minggu (15/6) pagi. Seorang pilot juga dinyatakan tewas dalam kejadian ini setelah terjatuh dari keranjang balon saat hendak melakukan pendaratan darurat.

Dalam pernyataannya, Gubernur Aksaray Mehmet Ali Kumbuzoğlu menyebut, balon udara tersebut diterpa perubahan arah angin secara tiba-tiba saat sedang mengudara menuju Gunung Gasan. Akibat cuaca yang tidak bersahabat itu, pilot mencoba melakukan pendaratan darurat di dekat Desa Gözlukuyu.

Nahas, dalam proses pendaratan tersebut, kaki sang pilot tersangkut tali hingga menyebabkan yang berangkutan jatuh dari keranjang dan tertimpa. Akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat balon udara dalam kondisi kempes dan keranjang penumpang tergeletak di tanah, tidak jauh dari balon. Para wisatawan yang terluka langsung dievakuasi menggunakan ambulans ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Gubernur Aksaray menambahkan, seluruh wisatawan Indonesia dalam kondisi stabil dan sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh tim medis setempat.

Ternyata, insiden tersebut bukan satu-satunya yang terjadi pada hari itu. Di lokasi berbeda, yang masih berada di kawasan sama, sebuah balon udara lain juga lepas landas dari Lembah Ihlara mengalami pendaratan keras di dekat Desa Belisırma, Distrik Guzelyurt. Dalam kejadian tersebut, 12 wisatawan asal India dilaporkan mengalami luka ringan dan telah dilarikan ke fasilitas medis untuk perawatan.

Wilayah Cappadocia dan sekitarnya, termasuk Aksaray, merupakan salah satu destinasi utama wisata balon udara di dunia. Penerbangan balon di kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri berkat lanskap unik formasi batu vulkanik dan lembah-lembah bersejarah.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Turki, sepanjang tahun 2023 tercatat lebih dari 583 ribu wisatawan mengikuti penerbangan balon udara di kawasan tersebut. Jumlah itu meningkat pada tahun sebelumnya, yang hanya 508 ribu wisatawan. Jika tren ini berlanjut, angka kunjungan diprediksi akan menembus 700 ribu wisatawan pada 2025.

Turis asal Indonesia termasuk dalam kelompok pelancong Asia yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain faktor keindahan alam dan pengalaman unik terbang di atas lanskap Cappadocia saat matahari terbit, harga yang relatif terjangkau juga menjadi daya tarik tersendiri.

Dari informasi yang dihimpun, tiket wisata balon udara di Turki tersebut dipatok mulai dari USD 150 (sekitar Rp 2,5 juta) hingga USD 400 (sekitar Rp 6,5 juta) per orang. Harga tiket itu bergantung dengan jenis paket yang dipilih. Lama penerbangan biasanya berlangsung antara 45 hingga 90 menit, menyesuaikan kondisi cuaca dan arah angin.

Meski menjadi daya tarik utama, keselamatan dalam wisata balon udara di Turki beberapa kali menjadi sorotan. Pada 2022, dua wisatawan asal Spanyol dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan serupa. Dengan adanya insiden terbaru ini, tentu banyak pihak menuntut evaluasi ketat terhadap prosedur keselamatan, pelatihan pilot, serta sistem pemantauan cuaca sebelum lepas landas agar tidak terjadi lagi tragedi serupa di masa depan.

Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI hingga Senin pagi (16/6) belum merilis identitas para korban luka asal Indonesia. Namun pihak KBRI Ankara memastikan bahwa seluruh WNI yang menjadi korban telah mendapatkan penanganan medis dan akan terus dipantau kondisi serta proses kepulangannya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.