Mission Possible: Lawan Irak, Saatnya Penebusan Dendam Timnas Indonesia

oleh -357 Dilihat
KEVIN DIKS
Kevin Diks yang mencetak dua gol penalti saat melawan Arab Saudi, Kamis (9/10) dini hari WIB. (Foto IG PSSI)

KabarBaik.co – Masyarakat bola Tanah Air boleh jadi kesal dengan penampilan buruk Marc Klok, kesalahan tidak perlu Yakob Sayuri, ketidakberdayaan Beckham Putra, atau tak terima dengan ’’perjudian’’ Patrick Kluivert yang menurunkan starting XI mengejutkan itu. Tapi, hal itu sudah lewat. Faktanya, Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi di laga pembuka Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup B, walaupun sempat unggul lebih dulu berkat penalti Kevin Diks.

Namun, mata Skuad Garuda harus menatap tajam ke depan. Move on! Wajib menang lawan Irak untuk menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026. Dengan sistem round-robin tiga tim di Grup B (Arab Saudi, Indonesia, Irak), peluang masih terbuka. Asalkan, kekalahan atas Arab Saudi itu jadi pembelajaran. Di antaranya, disiplin defensif diperbaiki dan serangan lebih klinis di Jeddah pada 12 Oktober mendatang!

Misi Hidup-Mati: Penebusan Skuad Kluivert di Jeddah

Drama pedih di King Abdullah Sports City melawan Saudi mesti menjadi tamparan keras bagi skuad Patrick Kluivert. Blunder Yakob Sayuri yang berbuah hadiah penalti dan kreativitas tumpul Marc Klok memang menjadi satu ’’titik hitam’’. Namun, dua gol dingin Kevin Diks mengingatkan bahwa Garuda punya nyali.

Ke depan, duel hidup-mati vs Irak mesti menjadi panggung penebusan. Juara Grup B langsung lolos ke Piala Dunia 2026, sementara peringkat kedua masuk playoff. Dengan Arab Saudi sudah mengantongi 3 poin, Indonesia (0 poin) harus mengalahkan Irak. Ini untuk menjaga peluang lolos. Head-to-head historis memang kelam, tapi line-up Garuda kini relatif kinclong dengan sejumlah bintang yang merumput di Eropa. Jadi, duel melawan Irak itu bukan cuma laga, melainkan ’’perang balas dendam’’.

Diketahui, sejarah Indonesia vs Irak bagai mimpi buruk. Dari lima laga terakhir sejak 2013, Irak menyapu bersih lima kemenangan, mencetak 13 gol lawan hanya dua dari Garuda. Puncaknya adalah kekalahan 1-5 di Basra, 16 November 2023 saat kualifikasi ronde ketiga, dan 0-2 di Jakarta, 6 Juni 2024. Total, Irak tak terkalahkan dalam tujuh duel kualifikasi Asia.

Tapi, itu dulu! Era Shin Tae-yong (STY) dengan skuad relatif terbatas. Masa itu sudah lewat. Kluivert kini memiliki 70 persen pemain diaspora Eropa. Diks, Paes, Jay Idzes, Ole Romeny, dan beberapa lainnya jelas menambah daya gedor. Ketika lawan Arab Saudi, Garuda sejatinya pegang bola 52 persen dan menciptakan dua gol. Ada evolusi jelas. Secara ranking FIFA, Indonesia memang terpaut jauh. Namun, ranking hanyalah data statistik. Kelemahan skuad Irak sebetulnya nyata. Misalnya, bek lamban dan kiper goyah di scramble. Nah, karenanya momen tepat untuk memecahkan kutukan ini.

Strategi Kluivert: Hancurkan Irak dengan Total Football

Irak di bawah Graham Arnold terbilang cukup ganas. Pressing brutal, transisi kilat via Aymen Hussein, dan fisik relatif superior. Tapi, celahnya ada. Bek seperti Rebin Sulaka lamban dan kiper Jalal Hassan kerap blunder di bola mati. Ini menjadi salah satu peluang emas buat Jay Idzes dkk lewat set-piece.

Melawan Irak nanti, Kluivert kemungkinan akan memakai 4-2-3-1 yang fleksibel. Build-up sabar dari pertahanan, double pivot dengan pemain yang lebih tepat untuk overload di tengah, lalu memungkinkan memakai pemain sebagai false 9 untuk menarik bek Irak keluar posisi pertahanan. Serangan diinstruksikan lewat counter cepat via Ole Romeny atau Ragnar Oratmangoen di sayap, mengeksploitasi transisi balik lambat Irak.

Pekerjaan rumah skuad Kluivert adalah mengurangi turnover bola dan meningkatkan akurasi passing. Secara defensif, Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Justin Hubner harus melakukan zona marking ketat untuk tidak memberi celah Hussein serta menghindari foul ceroboh seperti yang dilakukan Yakob Sayuri itu. Jika unggul, formasi bisa switch ke 4-3-3 agresif dengan Haye menjadi playmaker kedua untuk menambah kreativitas.

Indonesia memang boleh kalah dari Irak sebelumnya. Tapi, line-up baru ini memberi Indonesia peluang besar meraih kemenangan. Kalau berhasil menumbangkan Irak dengan skor 2-0, misalnya, Garuda akan naik ke posisi atas dan bakal menekan Arab Saudi. Ya, Jeddah yang relatif netral paling tidak dapat mengurangi tekanan suporter Irak. Kluivert, dengan moto “No fear, fight like lions”, tidak boleh lagi coba-coba.

Bagi fans Garuda, ini adalah perang melawan sejarah dan momentum. Head-to-head pahit? Lupakan. Line-up kinclong Kluivert harus berhasil mengubah narasi. Jeddah panggungnya, Garuda terbang. Waktunya, hajar Irak pada 12 Oktober, rebut tiket dunia. Bismillah! (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.