KabarBaik.co – Gema pelestarian budaya Jawa menggema dari Taman Tandjung Puri, Minggu (22/6). Di tempat itu, sebuah gubuk sederhana namun sarat makna diresmikan sebagai Tetenger Gubuk Praja Ananta Raya. Gubuk ini diharapkan menjadi pusat penguatan nilai-nilai budaya dan spiritualitas Jawa di Kabupaten Sidoarjo.
Dalam peresmian tersebut, peran Pakuncen Gubuk, Bambang Eko Martono, mencuri perhatian. Ia menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menghidupkan kembali jati diri masyarakat Jawa yang mulai memudar di tengah modernisasi.
“Hari ini merupakan tetenger, penanda penting. Gubuk ini kita mulai tempati supaya generasi mendatang tidak ketilar. Ojo sampek wong Jowo ilang Jowone. Kita ini sudah masuk fase ‘Sabdo Palon nagih janji’. Wong Jowo kudu bali, kudu eling marang budayane dhewe,” tegasnya.
Bambang menjelaskan, Gubuk Praja Ananta Raya bukan sekadar bangunan fisik. Di tempat ini, akan dihidupkan beragam kegiatan budaya dan spiritual seperti mocopatan, sholawatan, hingga istighotsah. Kegiatan itu akan merangkul nilai-nilai Islam yang harmonis dengan budaya Jawa.
“Kita tidak akan membiarkan budaya Jawa hanya jadi cerita atau tontonan sesekali. Di sini akan kita hidupkan. Kita rawat. Kita wariskan. Budaya dan spiritualitas harus berdampingan, sebab keduanya pondasi karakter masyarakat kita,” ujarnya.
Bambang juga menegaskan bahwa budaya Jawa bukan sekadar warisan, melainkan bagian dari peradaban yang membawa nilai harmoni, kesederhanaan, dan keselarasan dengan alam serta sesama.
“Nguri-uri budaya itu ora mung dolanan wayang utawa nyanyi tembang. Tapi kudu nganti mlebu ati. Dadi sikap, dadi cara mikir, dadi laku urip. Budaya itu kudu diidupi, bukan hanya diperingati,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo Mimik Idayana yang hadir dalam peresmian menyampaikan apresiasi atas inisiatif budayawan Sidoarjo dalam merawat jati diri lokal.
“Sidoarjo bukan hanya dikenal sebagai kota industri. Di sini juga lahir budaya luhur seperti ludruk, sandur, dan batik Jetis. Semua ini adalah kekayaan yang harus kita jaga bersama. Dan kami dari pemerintah sangat mengapresiasi dedikasi panjenengan semua,” ucapnya.
Menurut Mimik, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo siap mendukung kegiatan pelestarian budaya, termasuk dukungan terhadap generasi muda, festival budaya, hingga perlindungan hak kekayaan intelektual budaya lokal.
Acara peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan tumpeng, yang diberikan kepada Pakuncen Bambang sebagai simbol rasa syukur dan penguatan semangat guyub rukun dalam pelestarian budaya.
Ke depan, Gubuk Praja Ananta Raya akan menjadi ruang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, berkarya, dan merasakan kembali napas budaya Jawa yang hidup. Dari tempat ini pula, gaung budaya lokal Sidoarjo diharapkan semakin kuat dan membumi. (*)






