KabarBaik.co – Pasar Bandeng Gresik kembali digelar meriah selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 Maret. Ribuan pengunjung memadati kawasan pasar tahunan ini, berburu aneka kuliner, pakaian, mainan dan tentunya ikan bandeng. Namun, di balik gegap gempita perayaan, muncul fenomena menarik yaitu jumlah pedagang bandeng justru menurun di hari pertama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Dulu banyak sepanjang jalan ini, tapi sekarang berkurang,” kata salah satu pedagang yang berjualan di lokasi, Sabtu (29/3). Dia menuturkan, pada hari pertama, jumlah pedagang bandeng terlihat sedikit. Namun, kondisi itu berubah seiring waktu.
“Kalau hari pertama memang agak sepi, tapi di hari kedua dan ketiga biasanya banyak pedagang yang mulai datang,” ujarnya. Fakta di lapangan pun menunjukkan adanya peningkatan jumlah pedagang pada hari-hari berikutnya.
Sumila, warga Desa Mengare yang juga berjualan di Pasar Bandeng mengamini hal tersebut. Menurutnya, lonjakan jumlah pedagang dan pembeli biasanya terjadi menjelang hari terakhir. “Kalau habis ya tinggal tidur di rumah,” tuturnya sambil tertawa.
Menurut salah satu pekerja di stan Sumila, pedagang bandeng kini tidak hanya terkonsentrasi di satu titik. “Di Sembayat juga ada Pasar Bandeng sendiri, di sana banyak pedagang bandeng,” jelas Sumila.
Tak hanya itu, pola jual beli juga berubah. Kini banyak masyarakat yang memilih membeli bandeng secara daring. “Cukup tunggu di rumah, nanti ikannya akan diantar,” imbuhnya. Di sisi lain, sejumlah pedagang juga tersebar di berbagai lokasi, sehingga pembeli cenderung memilih tempat yang lebih dekat.
Meski terjadi pergeseran pola jual beli, Sumila tetap bersyukur dagangannya selalu laris. “Biasanya di hari terakhir Pasar Bandeng, dagangan saya nyaris habis,” katanya. Ia berharap tradisi ini terus berlangsung, meski harus beradaptasi dengan perubahan zaman. “Yang penting, Pasar Bandeng tetap ada,” tandasnya. (*)