Pasar Bonsai Bojonegoro, Ruang Alternatif Para Penghobi Meraup Rupiah

Reporter: Shobilul Umam
Editor: Andika DP
oleh -23 Dilihat
Beragam bonsai yang dipajang di Pasar Bonsai Bojonegoro. (Foto: Shobilul Umam)

KabarBaik.co – Bagi masyarakat umum, membuat bonsai tanaman bukanlah profesi. Kegiatan itu lebih ke hobi. Namun, bisa mendatangkan pundi-pundi ekonomi bagi para pelakunya.

Sejumlah penghobi bonsai di Kabupaten Bojonegoro mendirikan pasar bonsai pertama di kabupaten Bojonegoro. Beralamatkan di Gang Sawahan, Kelurahan Sumbang, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Dibuka sekitar satu bulan lalu.

Koordinator Pasar Bonsai Bojonegoro Totok Sujatmiko menyebut, galeri ini dibuat berdasar kesepakatan para penghobi bonsai di Kabupaten Bojonegoro yang jumlahnya tak kurang dari 126 orang.

Pasar ini didirikan untuk memejengkan tanaman-tanaman bonsai bersama-sama di satu titik. Sehingga, bisa nampak lebih semarak dan bagus dan mampu merangsang ketertarikan masyarakat dalam dunia bonsai.

“Tujuan kita adalah memicu memicu pembelian tanaman bonsai. Sehingga, pemilik tanaman bonsai mendapat dampak ekonominya,” ujarnya, Senin (22/4).

Baca juga:  Ratusan Calon Pengantin di Bojonegoro Bakal Menikah Saat Malam Sanga

Terdapat 100 tanaman bonsai yang dipamerkan di Pasar Bonsai Bojonegoro. Tanaman-tanaman “kerdil” itu karya sejumlah penghobi bonsai dari tujuh komunitas.

Tujuh komunitas penghobi bonsai ini berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya Kecamatan Balen, Dander, Trucuk, Bojonegoro, dan Kapas.

“Ada aneka jenis tanaman bonsai di Pasar Bonsai Bojonegoro. Baik jenis lokal maupun impor,” terang pria yang mengaku sudah menggeluti tanaman bonsai sejak 2006 silam ini.

Tanaman bonsai jenis lokal di Pasar Bonsai Bojonegoro, ungkap Mukidi, sedikitnya ada delapan varian. Yakni, Serut, Loa, Beringin, Bunut (Karebet), Gula Gumantung, Waru, Asem Jawa, hingga Kawis.

“Tanaman-tanaman bonsai jenis lokal ini bakalannya atau bibitnya asli berasal dari hutan di Kabupaten Bojonegoro. Seperti Hutan Gondang, Sekar, Ngraho, dan sekitarnya,” jelasnya.

Baca juga:  Hujan Lebat, Pengendara Motor Tewas Tabrak Tiang PJU

Untuk tanaman bonsai jenis impor, lanjut pria asal Desa Sumberjo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro ini, di antaranya Beringin California dan Taiwan, Waru California, serta Saeng Simbur Vietnam.

Mukidi menambahkan, hasil dari Pasar Bonsai Bojonegoro ini cukup berhasil. Pengunjungnya cukup banyak. Per hari rata – rata sepuluh pengunjung dari Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya.

“Pengunjung Pasar Bonsai Bojonegoro ada sesama penghobi bonsai. Ada pula masyarakat non penghobi bonsai,” imbuh pria berdomisili tak jauh dari lokasi Pasar Bonsai Bojonegoro ini.

Untuk tingkat pembelian di Pasar Bonsai Bojonegoro, Mukidi mengatakan, cukup melegakan. Namun, detailnya dia tidak mengemukakan. Yang pasti, para penghobi bonsai sudah mendapat dampak baiknya.

Baca juga:  Laka Beruntun di Manyar Gresik, Pemuda Asal Bojonegoro Tewas di TKP

“Beberapa hari kemarin, ada tanaman bonsai terjual. Kebetulan milik saya sendiri. Si pembeli, membelinya seharga Rp 21 juta,” ungkap pria berprofesi sebagai Guru Sejarah di SMKN 2 Bojonegoro ini.

Terkait harga tanaman yang dipajang di pasar Bonsai ini, memiliki harga beragam dan tidak memiliki patokan.

“Tanaman bonsai merupakan barang seni. Sebab itu, harganya relatif. Tak ada patokan atau standarnya. Namun demikian, kami tak pernah ngawur soal harga,” tuturnya.

Harga tanaman bonsai terendah di Pasar Bonsai Bojonegoro ini mulai Rp 30 ribu, dan harga tertingginya sampai jutaan. Tergantung bentuk dan ukuran tanaman bonsai.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.