KabarBaik.co – Pasar Sayur yang bersebelahan dengan Pasar Induk Among Tani, Kota Batu masih terlihat sepi. Jiika masuk ke dalam gedung pasar tersebut masih banyak ditemukan kios yang kosong.
Keterisian pasar hasil pertanian pangan hortikultura itu tak sampai 50 persen. Hal tersebut dibenarkan Kepala UPT Pasar Induk Among Tani Kota Batu Agus Suyadi.
“Dari ratusan kios yang ada, hanya sekitar puluhan kios yang tergolong sangat aktif membuka dagangan di pasar sayur,” terangnya, Minggu (19/5).
Menurutnya, memang pasar sayur tersebut memiliki segmen berbeda. Walaupun, pasar itu sebenarnya sudah lebih dulu dibangun dibandingkan Pasar Induk Among Tani.
Agus menyebut, dari 330 kios yang ada, hanya sekitar puluhan kios yang tergolong sangat aktif membuka dagangan di pasar sayur.
“Pola lama dari dulu, mulai sepi sepertinya sejak selesai dibangun tidak ada penambahan (pedagang). Gak ada orang 50 dari 330 kios. Justru digunakan untuk gudang,” ujarnya.
Agus mengakui hal tersebut sangat disayangkan. Keterisian yang minim, membuat sejumlah kios hanya digunakan gudang.
“Akhirnya banyak yang dipakai gudang, daripada nganggur. Memang disayangkan lahannya besar sedangkan saat ini sebenarnya banyak kebutuhan untuk segmen lain (kompleks) Pasar Induk Among Tani,” tambahnya.
Padahal, adanya pasar sayur diharapkan dapat mendukung hasil tani Kota Batu dan memberikan akses mudah untuk warga Batu memperoleh produk sayur berkualitas. Lima segmen yang ada di pasar induk, kata Agus belum sepenuhnya maksimal.
“Karena ada lima segmen terpadu dan terpusat. Pasar induk, pasar grosir, pasar sayur, pasar unggas, dan pasar pagi,” jelasnya.
Diketahui, Pasar Sayur Kota Batu diresmikan era Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, pada 17 Februari 2020. Saat itu, pandemi Covid-19 belum melanda Indonesia, sehingga Pasar Sayur Kota Batu diresmikan dengan pesta meriah mulai siang hingga malam.
Harapan besar disampaikan Dewanti Rumpoko saat itu agar pasar berdampak positif terhadap masyarakat Kota Batu, khususnya para pedagang.