KabarBaik.co – Dua hari setelah ratusan massa menggeruduk Kantor Bupati Gresik menuntut kesempatan kerja di kawasan industri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mulai menginventarisasi kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE). Langkah ini disebut sebagai tindak lanjut aspirasi warga yang meminta kerja tanpa syarat di pabrik-pabrik sekitar mereka.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gresik Zainul Arifin, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kontraktor yang sedang dan akan beroperasi di JIIPE. Dari hasil itu ditemukan kebutuhan tenaga kerja baik skill maupun non-skill yang disebut bisa diisi warga lokal.
“Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak kontraktor di kawasan JIIPE. Dari hasil itu, ada beberapa kebutuhan tenaga kerja yang terbuka, baik untuk skill seperti operator maupun non-skill seperti helper. Kesempatan ini kami dorong agar benar-benar diprioritaskan untuk warga Gresik,” ujar Zainul, Kamis (2/10).
Untuk tenaga terampil, lowongan yang disebutkan antara lain operator wheel loader, foreman, operator forklift, dan operator crane. Sedangkan untuk tenaga non-skill, terdapat kebutuhan dari lima perusahaan konstruksi dengan total 22 lowongan. Sejumlah perusahaan juga menyatakan komitmennya menyerap tenaga kerja warga lokal.
Zainul mengatakan, sesuai arahan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Disnaker akan mendampingi proses perekrutan agar transparan.
Bupati Gresik sebelumnya menginstruksikan agar pemantauan serapan tenaga kerja tidak hanya dilakukan di kawasan JIIPE, tetapi juga perusahaan lain di seluruh Kabupaten Gresik. Setiap perusahaan diminta melaporkan kebutuhan tenaga kerja, baik skill maupun non-skill, kepada Disnaker untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat.
Langkah cepat Pemkab Gresik ini menjadi ujian bagi pemerintah daerah dan industri dalam menepati komitmen yang pernah dibuat terkait penyerapan tenaga kerja lokal.(*)