KabarBaik.co – Di tengah keterbatasan, selalu ada jalan untuk berbagi ilmu. Itulah yang dilakukan Joko Prasetyo bersama istrinya, Endah Riwayati. Sejak 2008, mereka berkeliling dari satu SLB ke SLB, bukan mengajarkan pelajaran akademik, melainkan mengaji. Sebuah ikhtiar sederhana agar anak-anak tuli tetap bisa dekat dengan AlQuran.
Semua bermula dari permintaan para orang tua. Mereka ingin anak-anaknya, meski bermasalah pendengarannya, tetap bisa mengenal dan membaca AlQuran.
“Kalau akademik sudah diurus sekolah, kami fokus bagaimana anak-anak ini juga bisa mengaji,” ujar Joko kepada kabarBaik.co, Sabtu (27/9).
Seiring waktu, jumlah murid yang belajar semakin banyak. Hingga pada 2023, Joko dan Endah memutuskan memberi identitas resmi pada kegiatan mereka dengan nama Baitul Ashom.
“Baitul Ashom ini rumah kedua bagi mereka. Dimanapun mereka berada, mereka selalu punya tempat kembali, tempat belajar, dan tempat bertumbuh,” ungkapnya.
Perkembangan Baitul Ashom semakin nyata pada Juli 2025. Saat itu, berkat bantuan seorang donatur, sebuah pendopo berhasil dibangun sebagai pusat kegiatan belajar. Anak-anak pun bisa belajar mengaji dengan lebih nyaman.
Hal istimewa dari Baitul Ashom adalah prinsipnya: seluruh kegiatan di sini gratis tanpa biaya.
“Kami tidak pernah menarik bayaran. Niat kami hanya ibadah dan membantu mereka lebih dekat dengan AlQuran,” tegas Joko.
Peserta yang datang juga tidak terbatas dari Sidoarjo saja. Ada murid yang berasal dari Surabaya hingga Gresik. Bahkan, beberapa rela pulang-pergi naik kereta demi bisa mengikuti pelajaran mengaji di Baitul Ashom.
Selain mengaji, ada pula program minuman gratis setiap Jumat. Syaratnya sederhana, masyarakat yang datang diajak untuk ngobrol dengan anak-anak tuli. Program ini bertujuan melatih keberanian berinteraksi sekaligus menstimulasi komunikasi sosial.
Tidak berhenti di situ, Baitul Ashom juga tengah menyiapkan program baru. Joko dan Endah berencana mengembangkan peternakan kecil-kecilan. Program ini akan menjadi sarana edukasi tambahan agar anak-anak belajar kemandirian, tanggung jawab, serta keterampilan hidup.
“InsyaAllah dengan adanya peternakan, anak-anak bisa belajar lebih luas. Tidak hanya mengaji, tapi juga mengenal dunia nyata, merawat hewan, dan menambah rasa percaya diri mereka,” pungkas Joko.(*)