KabarBaik.co – PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), subholding dari PT Pelindo, mencatat kontribusi signifikan bagi penerimaan negara sepanjang tahun 2024 dengan total setoran kewajiban sebesar Rp 1,94 triliun. Jumlah ini terdiri dari Rp 1,69 triliun setoran pajak, Rp 70,55 miliar penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan Rp 175,80 miliar dari konsesi.
Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra, mengungkapkan bahwa kontribusi tersebut merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap aturan pemerintah sekaligus bentuk dukungan nyata bagi pembangunan nasional melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kontribusi sebesar Rp 1,94 triliun merupakan hasil konsolidasi PT Pelindo Terminal Petikemas bersama entitas anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/4).
Pajak penghasilan (PPh) menjadi penyumbang terbesar dalam setoran pajak, yakni Rp 992,27 miliar, diikuti pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 641,25 miliar, dan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp 64,13 miliar.
Widyaswendra menambahkan, jumlah setoran tahun 2024 meningkat 28 persen dibandingkan setoran tahun 2023 yang mencapai Rp 1,51 triliun.
“Kenaikan ini mencerminkan peningkatan kinerja perusahaan yang konsisten mendukung penerimaan negara,” imbuhnya.
Pada 2023, Pelindo Terminal Petikemas melaporkan setoran kewajiban sebesar Rp 1,51 triliun, yang terdiri dari Rp 1,29 triliun pajak, Rp 5,98 miliar PNBP, dan Rp 214,18 miliar konsesi.
Secara keseluruhan, kinerja pendapatan negara tahun 2024 mencatat capaian positif dengan realisasi Rp 2.842,5 triliun atau 101,4 persen dari target APBN 2024. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu.
Penerimaan pajak menjadi komponen terbesar dengan realisasi Rp 1.932,4 triliun atau 100,5 persen dari target, tumbuh 3,5 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jenis penerimaan pajak utama, termasuk PPh dalam negeri yang tumbuh dua digit berkat aktivitas ekonomi yang membaik.
Dari sisi kepabeanan dan cukai, penerimaan mencapai Rp 300,2 triliun atau 101,3 persen dari target, naik 4,9 persen secara tahunan. Kinerja ini ditopang oleh aktivitas ekspor-impor, peningkatan harga CPO, dan relaksasi ekspor mineral.
Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2024 mencatat Rp 579,5 triliun atau 117 persen dari target, ditopang kinerja BUMN, inovasi layanan, dan penguatan Badan Layanan Umum (BLU).
Anggito menegaskan, pencapaian ini menjadi landasan penting untuk meningkatkan kinerja pendapatan negara pada tahun 2025.
“Kinerja pendapatan 2024 menjadi baseline untuk upaya peningkatan di tahun mendatang,” pungkasnya.(*)