KabarBaik.co – Pembinaan sepakbola putri di Kota Malang saat ini masih belum maksimal. Padahal, Kota Malang ingin mengirim atlet untuk bertanding di cabor sepakbola putri di porprov maupun tingkat nasional. Penyebabnya karena minimnya kompetisi sepak bola putri yang digelar di Kota Malang.
Salah satu mantan atlet sepak bola putri yang pernah mengikuti Porprov Jatim 2019, 2022, dan 2023, yaitu Efra. Perempuan berusia 24 tahun itu mengatakan, klub sepakbola putri di Kota Malang masih sangat minim, apalagi menggelar sebuah kompetisi. ”Untuk menjaga kebugaran kita hanya mengikuti latihan bareng teman-teman saja tanpa ada kompetisi atau turnamen,” kata Efra, Senin (4/11).
Efra menuturkan, minimnya regenerasi pesepakbola putri menjadi kurang berkembang karena tidak adanya kompetisi berkualitas. Tanpa pembinaan dan dukungan yang memadai dari berbagai pihak, para atlet sulit meraih prestasi. ”Kami ingin berprestasi di Kota Malang, tetapi sulit rasanya seperti tidak ada jalan,” jelas Efra.
Efra mengaku bahwa pembinaan sepak bola putri belum ideal karena berbagai persoalan. Salah satunya karena kebutuhan fasilitas atlet seperti lapangan berstandar, alat latihan lengkap, hingga ruang ganti masih belum layak. ”Masih belum maksimal, sangat jauh dari kata itu. Indikasinya arena sarana dan prasarana, baik pelatih, internal, dan eksternal belum siap,” keluhnya.
Selain itu, lanjut Efra, atlet sepak bola putri hanya dibutuhkan jika menjelang turnamen seperti porprov atau PON saja. Setelah usai even tersebut, mereka akan diabaikan begitu saja, padahal dituntut berprestasi untuk even berikutnya. Karena itu, Efra berharap sepak bola putri Kota Malang mendapatkan pembinaan usia junior maupun senior.
”Harapannya sarana dan prasarana itu minimal di Kota Malang ada klub khusus sepak bola putri, mulai dari usia 12, 15, 17 sampai 20-an, usia pembinaan dini sampai senior,” pungkas Efra. (*)
