KabarBaik.co – Pemerintah pusat memastikan diri hadir langsung dalam penanganan tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menegaskan bahwa langkah cepat ini merupakan arahan langsung Presiden RI, Prabowo Subianto, sebagai wujud kepedulian negara terhadap warganya.
“Sejak pertama kali laporan masuk, hanya butuh waktu 38 menit untuk mengerahkan tim Basarnas dari Surabaya menuju lokasi. Hari ini saya bersama Kepala BNPB turun langsung ke posko darurat sebagai bukti kehadiran pemerintah pusat,” ungkap Syafii saat memberikan keterangan pers, Rabu (1/10).
Syafii menjelaskan, proses evakuasi korban dilakukan secara besar-besaran. Sebanyak 379 personel gabungan dikerahkan, berasal dari Basarnas serta 65 instansi terkait lainnya. Meski begitu, kondisi reruntuhan yang terdiri dari tumpukan beton bertingkat membuat operasi penyelamatan berlangsung sangat rumit.
“Reruntuhan ini tergolong pancake collapse, yaitu bangunan yang menumpuk rata dan bertingkat. Penanganannya membutuhkan teknik khusus serta peralatan modern,” jelasnya.
Untuk memperkuat upaya tersebut, Basarnas juga mengerahkan tim elite Basarnas Special Group dari kantor pusat, ditambah bantuan dari unit Yogyakarta dan Semarang yang dilengkapi peralatan penyelamatan mutakhir.
Menurut Syafii, hasil penilaian awal masih menunjukkan adanya kemungkinan korban selamat di dalam reruntuhan. “Bagi kami, satu nyawa adalah aset yang tidak ternilai. Karena itu, sekecil apa pun peluangnya akan kami maksimalkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, Basarnas Indonesia telah mendapatkan pengakuan internasional melalui sertifikasi dari International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG). Hal itu menjadi jaminan bahwa operasi penyelamatan dilaksanakan sesuai standar global.
“Dengan sertifikasi internasional ini, masyarakat tidak perlu ragu. Pemerintah serius dan hadir penuh untuk menyelamatkan warga yang terdampak musibah di Ponpes Al-Khoziny,” tutup Syafii.(*)






