KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro memanggil seluruh kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pasca insiden dugaan keracunan tujuh siswa SDN Semanding, Kecamatan Bojonegoro. Pemkab meminta pengelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) lebih memperhatikan kualitas dan kebersihan makanan.
Rapat koordinasi tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, di ruang Anglingdharma, Kompleks Pemkab Bojonegoro. Dalam arahannya, Nurul menekankan pentingnya menjaga standar kebersihan dan kehigienisan makanan.
“Anggaran MBG di Bojonegoro ini tidak kecil. Setiap hari negara mengeluarkan Rp 5 miliar untuk program ini, jadi semua punya tanggung jawab. Kalau ada masalah segera laporkan, jangan dianggap remeh,” tegas Nurul, Sabtu (27/9).
Saat ini, tercatat ada 56 SPPG aktif di Bojonegoro dengan cakupan 154.308 sasaran atau 46,21 persen. Sementara, 16 SPPG lainnya baru terbentuk namun belum beroperasi penuh.
Dalam pertemuan tersebut, Nurul juga menyinggung kasus lain yang diduga terkait program MBG. Ia menyebut adanya 150 siswa SMPN 2 Balen di Desa Kenep yang mengalami diare massal usai mengonsumsi menu MBG. Namun, insiden tersebut tidak pernah dilaporkan ke pemkab.
“Kalau suatu saat sampai menimbulkan korban jiwa, siapa yang bertanggung jawab? Maka saya minta setiap kejadian segera dilaporkan ke pemkab,” kata Nurul. Dia juga mengingatkan para kepala SPPG agar menjalankan tugas pengawasan secara ketat, termasuk melakukan pengecekan makanan sebelum didistribusikan.
“Kalau ada korban jiwa, kepala SPPG juga ikut bertanggung jawab, karena ikut serta. Karena itu, lakukan pengecekan sebelum makanan sampai ke penerima. Saya tidak ingin kejadian serupa terulang,” pungkas Nurul. (*)